Kondisi Melemah, ART yang Diberi Makan Tahi Kucing Dirawat di RS

Konten Media Partner
10 Mei 2021 6:23 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Wali Kota Surabaya Armuji saat menjenguk EAS di RS Bhayangkara. Sayangnya Armuji tak bisa menemui langsung EAS yang kondisinya melemah. Armuji hanya dapat menyaksikan EAS dari CCTV di ruang perawat. Foto: Instagram Armuji
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Wali Kota Surabaya Armuji saat menjenguk EAS di RS Bhayangkara. Sayangnya Armuji tak bisa menemui langsung EAS yang kondisinya melemah. Armuji hanya dapat menyaksikan EAS dari CCTV di ruang perawat. Foto: Instagram Armuji
ADVERTISEMENT
Kondisi EAS, Asisten Rumah Tangga (ART) yang sempat diberi makan tahi kucing terus melemah, membuatnya harus mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit Bhayangkara Surabaya. Saat ini EAS tengah menjalani perawatan di ruang Anyelir RS Bhayangkara.
ADVERTISEMENT
Ada banyak luka lebam di tubuh perempuan 45 tahun tersebut. Berdasarkan pengakuan EAS kepada petugas Liponsos Keputih yang menjadi tempat tinggalnya selama beberapa hari ini, EAS kerap mendapatkan penganiayaan dari sang majikan. Bahkan EAS mengaku juga sempat diberi makan tahi kucing oleh sang majikan.
Apa yang menimpa EAS tersebut menyita perhatian publik Surabaya. Salah satunya Wakil Wali Kota Surabaya Armuji. Pemerintah Kota Surabaya, kata Armuji, akan memfasilitasi penanganan perawatan kepada EAS.
"Pemerintah kota akan memfasilitasi penanganan perawatan kepada EAS sampai pulih kondisinya," tegas Armuji, usai menjenguk EAS, Minggu (9/5) sore.
Armuji juga menitipkan EAS kepada perawat RS Bhayangkara untuk memberikan perawatan berkelanjutan secara maksimal.
Armuji lantas menjelaskan jika Pemkot Surabaya juga sudah menjemput anak EAS yang masih berumur 10 tahun dari rumah majikannya. Armuji memastikan sekarang anak EAS mendapatkan pendampingan yang aman di shelter Liponsos.
ADVERTISEMENT
Armuji menegaskan pentingnya kepastian EAS dalam kondisi aman, terlindungi dan bebas ancaman.
"Sampai nanti bisa berkumpul kembali dengan anaknya," imbuhnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, EAS bekerja sebagai ART di sebuah rumah di kawasan Manyar Surabaya sejak setahun terakhir.
EAS dikirim ke Liponsos pada Kamis (6/5) lalu. Saat diobservasi, ditemukan banyak luka lebam di sekujur tubuh EAS. Berdasarkan temuan luka lebam pada tubuh EAS itu, pihak Liponsos lantas menelusuri asal usul EAS.
Dari pengakuannya, EAS diketahui berasal dari Jombang dan bekerja sebagai ART di Surabaya sejak satu tahun yang lalu.
EAS diduga menjadi korban penyiksaan oleh majikannya sendiri. EAS mengaku kerap mendapat pukulan di bagian mata, kepala, dada serta punggung.