Konsep Pernikahan Tradisional Jadi Tren Milenial di Surabaya

Konsep pernikahanan tradisonal banyak dipilih milenial di Surabaya. Foto-foto: Masruroh/Basra

Saat ini, tren konsep pernikahan milenial di Surabaya lebih mengarah ke konsep tradisional atau mengusung adat. Hal ini seperti diungkapkan Radinia Pitaramita, Public Relations Hotel Santika Premiere Gubeng.

Dijelaskan perempuan yang kerap disapa Pipit ini jika memang untuk tren saat ini, pernikahan nusantara atau menggunakan konsep tradisional banyak diminati dari pada konsep modern formal. Bukan hanya pernikahan dengan konsep adat Jawa, melainkan pernikahan dengan konsep adat lainnya.

"Permintaan wedding tradisional cukup tinggi di Surabaya. Setiap weekend kami selalu menerima permintaan gelaran pernikahan dan 70 persennya merupakan pernikahan tradisional. Sisanya tradisional modern ya, ada adat Papua, Solo, Jogja yang lebih modern," jelasnya saat ditemui Basra disela acara Wedding Showcase dengan tema “Wedding Kita” yang digelar Hotel Santika Premiere Gubeng, Minggu (3/9).

Lebih lanjut dijelaskannya, jika banyak dari para milenial dalam konsep pernikahannya menyisipkan adat tradisional yang itu bisa dipengaruhi unsur keluarga.

Banyaknya ketertarikan para milenial di Surabaya dalam menyisipkan unsur adat dalam pernikahannya, lantaran juga ingin memasukkan dan menampilkan sesuatu yang berbeda dalam acara pernikahan.

Sementara itu dalam acara Wedding Showcase dengan tema “Wedding Kita”,

Hotel Santika Premiere Gubeng berkolaborasi dengan Hastana Indonesia wilayah Jawa Timur.

"Hastana adalah salah satu organisasi yang bergerak menghimpun perusahaan penata acara pernikahan di Indonesia," tutur Pipit.

Wedding showcase ini menghadirkan sekitar 25 vendor mulai dari wedding organizer, MUA, wedding attire, undangan, photo, video, entertainment, sound & lighting, decoration, hingga photo-booth.