Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten Media Partner
Kritik Waktu Pelaksanaan MBG Dekat Jam Sarapan, Komnas PA: Makanan Jadi Terbuang
14 Januari 2025 7:38 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Surabaya telah memulai pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) hari Senin (13/1) kemarin. Namun dalam pelaksanaan program unggulan pemerintahan Prabowo-Gibran itu menuai kritik dari Komnas Perlindungan Anak (PA) Surabaya.
ADVERTISEMENT
"Ada beberapa catatan yang ingin kami sampaikan terkait pelaksanaan tahap pertama MBG di Surabaya," ujar Ketua Komnas PA Kota Surabaya Syaiful Bahri, kepada Basra, Selasa (14/1).
Syaiful melanjutkan, yang menjadi sorotan adalah terkait waktu pelaksanaan MBG yang dinilai terlalu pagi sehingga berdekatan dengan jam sarapan siswa, terutama untuk anak PAUD dan SD. Alhasil banyak makanan yang tersisa karena siswa sudah kekenyangan.
"Siswa sudah kekenyangan karena sudah sarapan dari rumah. Banyak siswa yang terbiasa sarapan dulu di rumah sebelum berangkat sekolah. Kemudian jam delapan sekian sudah makan lagi. Kan ini kurang efektif, saya perhatikan banyak makanan yang akhirnya tersisa. Kan sangat disayangkan makanan harus terbuang percuma," tegas Syaiful.
Catatan kedua adalah penggunaan kotak plastik sekali pakai sebagai wadah menu makanan MBG. Menurut Syaiful, hal ini tidak sesuai dengan Surabaya yang telah mendeklarasikan diri sebagai Kota Ramah Lingkungan.
ADVERTISEMENT
"Tentu saja penggunaan wadah kotak plastik ini tidak sesuai dengan predikat Surabaya yang katanya kota ramah lingkungan. Penggunaan kotak plastik sekali pakai justru akan menambah permasalahan baru terkait sampah plastik," terang Syaiful.
Ketiga, kata Syaiful, adalah pemilihan lokasi sekolah pelaksanaan tahap pertama MBG ini. Pihaknya menyayangkan lokasi yang dipilih bukanlah sekolah-sekolah di pinggiran kota Surabaya yang siswanya dinilai lebih membutuhkan asupan makan bergizi gratis.
"Banyak sekolah di pinggiran kota Surabaya yang siswanya lebih membutuhkan makan bergizi gratis karena mereka berasal dari keluarga kurang mampu. Seharusnya sekolah-sekolah seperti ini yang menjadi prioritas utama pelaksanaan MBG," jelas Syaiful.
Meski demikian pihaknya tetap mengapresiasi pelaksanaan MBG. Program ini dinilai sebagai salah satu upaya untuk mencegah stunting pada anak.
ADVERTISEMENT
"Kami tetap mengapresiasi program ini karena tujuannya memang baik, untuk perbaikan gizi anak. Semoga ke depannya pelaksanaan program MBG ini lebih baik lagi dan tepat sasaran," pungkasnya.