Kue Apem dalam 'Megengan', Tradisi Meminta Maaf di Jatim Sambut Ramadhan

Konten Media Partner
22 April 2020 12:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kue Apem. Foto-foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Kue Apem. Foto-foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
Menyambut datangnya bulan Ramadhan, masyarakat Jawa Timur umumnya akan melaksanakan tradisi unik bernama Megengan.
ADVERTISEMENT
Menurut Riyadi, dosen pendidikan sejarah Universitas Negeri Surabaya (Unesa), mengungkapkan tradisi Megengan lahir ketika masa kerajaan Islam Demak sekitar tahun 1.500 Masehi. Kala itu tradisi ini berupa kenduri atau' selametan'.
Kenduri sudah menjadi tradisi di Jawa jauh sebelum agama Islam masuk ke Indonesia. Namun dalam Megengan, selamatan juga dibarengi dengan kegiatan doa bersama. Sehingga Megengan merupakan salah satu wujud konkret akulturasi antara budaya Jawa dengan ajaran agama Islam.
"Tradisi ini ada di Pulau Jawa, hanya saja namanya yang berbeda. Bagi masyarakat Jawa Tengah disebut Nyadran. Nah, di Jawa Timur tradisi ini disebut Megengan," jelas Riyadi kepada Basra, Rabu (22/4).
Megengan, kata Riyadi, merupakan bentuk kegiatan mendoakan keluarga dan nenek moyang yang sudah meninggal. Kata Megengan berasa dari Megeng, yang artinya menahan.
ADVERTISEMENT
Adapun maksud dari tradisi ini adalah menjelang bulan Ramadhan yang mengharuskan kita menahan segala hawa nafsu. Megengan biasanya dilakukan pada minggu terakhir bulan Sya’ban menjelang bulan Ramadhan.
"Ramadhan merupakan bulan yang sangat istimewa bagi umat Islam, sehingga kedatangannya selalu disambut dengan suka cita. Megengan selain sebagai wujud syukur, juga sebagai bentuk penyucian menyambut datangnya bulan Ramadhan," paparnya.
Awalnya Megengan dilakukan di tiap-tiap rumah penduduk dengan makan bersama. Seiring berjalannya waktu, tradisi ini telah mengalami pergeseran. Kini Megengan dilakukan dengan menghantarkan makanan ke rumah-rumah tetangga.
Dalam tradisi Megengan ada makanan yang tak pernah ketinggalan dihidangkan, yaitu kue Apem. Apem berasal dari kata dalam bahasa Arab yaitu afwan yang berarti ampunan atau maaf.
ADVERTISEMENT
"Dulu Apem menjadi makanan elit keraton. Ini bisa dijumpai pada Kerajaan Pajang. Kue berbahan dasar tepung beras ini menjadi kue wajib dalam penyelenggaraan Megengan," ujarnya.
Kue Apem menjadi simbol untuk memohon ampun kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala perbuatan yang dilakukan selama setahun lalu.