Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten Media Partner
Langkah Dinkes Surabaya Antisipasi Chikungunya dan DBD di Musim Hujan
10 Januari 2025 16:53 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) terus mengantisipasi penyebaran Chikungunya dan Demam Berdarah Dengue (DBD) memasuki musim hujan. Apalagi penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus ini mulai merebak di beberapa wilayah termasuk Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Nanik Sukristina, menyatakan pencegahan dilakukan melalui kolaborasi lintas sektor dan edukasi masyarakat.
"Kami memasang media edukasi di lokasi strategis, menyosialisasikan pencegahan Chikungunya dan DBD melalui kegiatan Puskesmas, dan terus menggerakkan promosi kesehatan," kata Nanik, Jumat (10/1).
Dinkes Surabaya juga menggandeng Institut of Tropical Disease (ITD) Universitas Airlangga (Unair) untuk penelitian pola penyebaran virus dengue.
"Kerja sama ini mencakup survei penangkapan nyamuk, pemeriksaan jentik, hingga pengabdian masyarakat untuk meningkatkan kapasitas kader kesehatan dalam identifikasi jentik," jelasnya.
Selain itu, pihaknya bekerja sama dengan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) untuk mengamati perilaku nyamuk Aedes aegypti. Konsultasi dengan pakar penyakit tropik dari RSUD Dr. Soetomo juga dilakukan guna memastikan tatalaksana kasus terbaru terkait Chikungunya dan DBD.
ADVERTISEMENT
Dinkes Surabaya terus mendorong masyarakat untuk melaksanakan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan metode 3M Plus, yakni menguras, menutup, dan mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk.
“Langkah ini efektif menekan populasi nyamuk, terutama di musim penghujan,” ujarnya.
Hingga saat ini, belum ada laporan kasus Chikungunya di Surabaya. Sementara itu, kasus DBD pada awal tahun 2025 masih stabil dan terkendali. Monitoring mingguan terus dilakukan sebagai langkah pencegahan.
Nanik juga mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai gejala penyakit Chikungunya dan DBD, seperti demam, nyeri sendi, sakit kepala, nyeri otot, mual, hingga muntah.
“Pada beberapa kasus Chikungunya, nyeri sendi bisa bertahan hingga berminggu-minggu atau berbulan-bulan," bebernya.
Masyarakat yang mengalami gejala serupa diimbau segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat.
ADVERTISEMENT
"Yang terpenting, jangan panik dan tetap terapkan gaya hidup bersih dan sehat (PHBS)," tukasnya.