Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
Lapangan Digembok, Pemain U-14 Persebaya Tidak Bisa Latihan
24 Juni 2019 21:34 WIB
ADVERTISEMENT
Puluhan anak yang tergabung dalam skuad U-14 Persebaya Surabaya menggelar aksi unjuk rasa di depan Lapangan Karanggayam, Surabaya, Senin (24/6). Belasan poster yang bertuliskan 'kudu nangis aku latihan nangdi?' dibentangkan sebagai tanda protes digemboknya Lapangan Karanggayam.
ADVERTISEMENT
Selama ini, para pemain U-14 Persebaya biasa latihan di Lapangan Karanggayam yang berada di kompleks Wisma Persebaya. Tanpa ada pemberitahuan sebelumnya, tiba-tiba pada Rabu (156), Linmas dan Satpol PP mengosongkan paksa Wisma Persebaya dan menggembok Lapangan Karanggayam.
Padahal bulan Ramadan lalu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya, Eri Cahyadi, menyatakan mes Persebaya dan Lapangan Karanggayam akan direhabilitasi karena kualitasnya tidak sesuai standar. Meski begitu, kompetisi internal bisa tetap berjalan.
Namun, faktanya sampai Sabtu sore (22/6), laga lanjutan Kompetisi Kapal Api Persebaya (KKAP) 2019 yang mempertemukan Indonesia Muda dengan Untag Rosita, batal digelar. Penyebabnya, Lapangan Karanggayam masih tergembok.
Para pemain U-14 Persebaya juga patut bersedih karena mereka saat ini mereka sedang mengikuti kompetisi Piala Menpora 2019, mewakili Provinsi Jawa Timur. Digemboknya Lapangan Karanggayam membuat mereka bingung hendak latihan di mana.
"Kita latihan di sini biasanya seminggu sekali, tapi sekarang tidak bisa karena lapangan digembok," keluh Ariel Marick Narabel, salah satu pemain U-14 Persebaya, kepada Basra disela aksi unjuk rasa.
ADVERTISEMENT
Selain latihan rutin pemain U-14 Persebaya yang terhenti, kompetisi internal klub sepak bola kebanggaan arek-arek Suroboyo juga harus terhenti. Padahal, kompetisi internal Persebaya telah berlangsung sejak puluhan tahun lalu di lapangan tersebut.
"Kami sangat kecewa, ini sama saja membunuh anak-anak Surabaya yang berprestasi. Padahal Surabaya gudangnya multi talenta sepakbola, ada banyak sekolah sepakbola yang ikut kompetisi internal Persebaya. Kita tidak masuk lapangan, lewat dari mana pun tidak bisa," ujar Isbandi, pembina Putra Mas, salah satu peserta kompetisi internal Persebaya.
Isbandi berharap Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, dapat bijak dalam menyikapi permasalahan Lapangan Karanggayam. Ini mengingat ada banyak talenta sepak bola muda dari Kota Pahlawan. (Reporter: Masruroh / Editor: Windy Goestiana)
ADVERTISEMENT