Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Latih Sejak Dini, Ini Manfaat Puasa Bagi Anak
29 Maret 2024 11:16 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Pertanyaan :
Halo dok, saya Ifa di Surabaya. Saya ibu satu anak berusia 5 tahun. Saya ingin bertanya terkait cara yang tepat mengajari anak berpuasa untuk pertama kalinya, bagaimana ya dok caranya? Lalu untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya seperti apa? Terima kasih dok.
ADVERTISEMENT
Jawaban :
Halo Ifa, terima kasih pertanyaannya. Berpuasa merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap muslim pada bulan Ramadan. Oleh karena itu, ada baiknya orang tua tahu cara mengajarkan anak puasa sejak dini. Harapannya agar anak terbiasa menjalankan kewajibannya sebagai muslim pada kemudian hari.
Anak mulai bisa berpuasa tergantung dari kesiapan masing-masing anak. Awalnya bisa diajarkan tentang cara dan manfaat puasa sejak usia balita, dan mulai puasa sekitar usia 6-7 tahun. Pada usia tersebut, insyaallah anak sudah mulai siap dan mengerti.
Cara mengajari anak puasa bisa dilakukan dengan memberikan pengertian tentang puasa, dan dikenalkan dengan ikut sahur dan berbuka, serta ibadah lain di bulan Ramadan. Sehingga ada ketertarikan dan semangat. Perlu diingat, anak adalah peniru ulung, jadi dia akan meniru dan mencontoh orang-orang terdekatnya.
ADVERTISEMENT
Tips lain adalah jangan dipaksa atau malah dimanja karena takut lapar. Ketika sudah siap berpuasa, bisa semampunya dulu, misalnya sampai zuhur, baru bertahap berbuka saat Magrib.
Apakah puasa bermanfaat bagi anak? Penelitian menunjukkan bahwa puasa dapat menjadikan tubuh lebih bugar. Karena pada waktu berpuasa, metabolisme tubuh cenderung melambat, tetapi menjadi lebih efisien, insulin yang berguna untuk memasukkan gula yang dihasilkan dari makanan yang kita konsumsi pun menjadi lebih sensitif.
Puasa juga terbukti dapat menurunkan tingkat stres oksidatif dan inflamasi yang akan mencederai sel dalam tubuh sehingga secara tidak langsung turut mencegah terjadinya kanker, meningkatkan kerja sistem imun, serta mencegah terjadinya penuaan dini. Puasa juga baik digunakan sebagai sarana pembelajaran bagi anak-anak dalam mengendalikan diri dan disiplin.
ADVERTISEMENT
Nah, agar anak tetap sehat dan kuat saat berpuasa bisa dilakukan beberapa cara. Pertama, asupan nutrisi saat sahur dan berbuka harus seimbang (mengandung protein, karbohidrat, lemak, dan serat, serta vitamin mineral).
Kedua, aktivitas fisik tetap dilakukan, dengan pembatasan sesuai kemampuan anak. Olahraga bisa dilakukan menjelang berbuka.
Ketiga, hindari dehidrasi dengan cairan yang cukup dan membatasi aktivitas di luar rumah.
Sedangkan pemberian suplemen tambahan tidak diwajibkan atau dikhususkan saat puasa, tergantung kebutuhan masing-masing anak. Bila anak mendapatkan kecukupan nutrisi dari makanan maka tidak diperlukan suplemen. Namun bila anak baru sakit atau kekurangan vitamin, bisa diberikan saat sahur atau berbuka.
Makanan sehat untuk anak belajar puasa, tidak perlu masakan yang lain dari sehari-hari, apalagi makanan manis (takjil) yang berlebihan.
ADVERTISEMENT
Makanan saat sahur bisa diberikan dengan indeks glikemik rendah, yang dapat mempertahankan kadar gula darah lebih lama, Contohnya beras merah, ubi, kacang hijau, oatmeal, roti gandum, apel, jeruk, dan pisang.
Selain itu, protein dan lemak misalkan dari lauk, juga diperlukan untuk mempertahankan rasa kenyang. Protein hewani misal daging sapi, ayam, kambing adalah salah satu opsi terbaik. Intinya dalam 1 porsi, nutrisi sudah lengkap dan tercukupi.
Untuk mencegah dehidrasi, anak bisa diminta minum air yang dikonsumsi terbagi sejak berbuka hingga waktu sahur, jadi tidak perlu minum terlalu banyak hanya pada 1 waktu sahur.
Hindari makan makanan yang manis secara berlebihan, juga makanan yang merangsang asam lambung, seperti pedas dan terlalu asam.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya agar puasa terasa menyenangkan bagi anak, orang tua dapat memperbanyak kegiatan yang melibatkan orang tua dan anak, misalnya membuat keterampilan, menggambar, bermain, dan juga beribadah bersama.
Anak juga bisa dilibatkan dalam mempersiapkan makanan sahur dan berbuka. Tanamkan juga keimanan dengan misalnya bercerita tentang kebesaran Allah dan pentingnya puasa.
Narasumber :
dr. Septria Erlitarini Sp.A
Dokter Spesialis Anak MedicElle Clinic Surabaya