Konten Media Partner

Laut Tengah, Film Religi Rasa Drama Korea

5 Oktober 2024 15:46 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para pemain film Laut Tengah bersama penulis novel Berliana Kimberly (berhijab). Foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Para pemain film Laut Tengah bersama penulis novel Berliana Kimberly (berhijab). Foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
Sebuah film religi 'Laut Tengah' kini sedang tayang di bioskop. Menariknya, film ini berbalut nuansa drama Korea (drakor). Selain menampilkan keindahan sejumlah spot di Korea Selatan, film ini juga dihiasi percakapan dalam bahasa Korea oleh para castnya.
ADVERTISEMENT
Bintang utama film ini, Ibrahim Risyad mengungkapkan jika syuting dilakukan di Korea Seatan selama 9 hari. Untuk mendalami bahasa Korea, Ibrahim dan pemeran lainnya juga harus rela secara khusus belajar bahasa Korea.
"Ada beberapa percakapan yang memang harus dalam bahasa Korea. Nah itu kita belajar (bahasa Korea) secara khusus sekitar 2 minggu. Untuk syuting di Korea sendiri dilakukan selama 9 hari," ujar pemeran tokoh Bhumi ini, saat ditemui Basra usai press screening film 'Laut Tengah' di Surabaya, Jumat (4/10).
Nuansa drakor kian diperkuat dengan kehadiran aktor pendatang baru, Gabriel Prince, dengan wajah khas oppa Korea nya. Meski demikian Prince mengaku cukup kesulitan ketika harus berbahasa Korea.
"Di film ini aku jadi Choi Haneul, seorang pemuda Korea Selatan. Jadi cengkok ngomong Korea nya harus sesuai dengan cengkok orang sana," tutur Prince saat dijumpai dalam kesempatan yang sama.
ADVERTISEMENT
Diadaptasi dari novel karya Berliana Kimberly, film ini disutradarai oleh Archie Hekagery yang menghadirkan cerita mengharukan tentang Haia, seorang perempuan yang diperankan oleh Yoriko Angeline, yang harus menghadapi dilema besar dalam hidupnya. Ia bersedia menjadi istri kedua Bhumi (diperankan oleh Ibrahim Risyad) demi bisa melanjutkan kuliah S2 di Korea dan meninggalkan masa lalunya yang kelam.
Namun, Haia harus berhadapan dengan Suri, putri Bhumi, yang tidak bisa menerima kehadirannya, dan Aisa, istri pertama Bhumi yang sedang sakit parah. Konflik antara ketiganya menjadi inti cerita yang menggugah emosi penonton.
Selain Indonesia, film Laut Tengah juga mengambil lokasi syuting di Korea Selatan, dengan dukungan dari Seoul Metropolitan Government dan Seoul Film Commission.