Konten Media Partner

Lindungi Anak Sejak Dini, Tes Darah Wajib Dilakukan Bayi Baru Lahir

24 Juni 2024 16:46 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Dinkes Kota Surabaya, Nanik Sukristina. Foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Dinkes Kota Surabaya, Nanik Sukristina. Foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebagai bagian dari upaya memberikan perlindungan terhadap anak, Pemerintah Kota Surabaya melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) melaksanakan tes darah pada bayi, atau yang dikenal sebagai Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK).
ADVERTISEMENT
Kepala Dinkes Kota Surabaya, Nanik Sukristina, menjelaskan program tersebut wajib dilakukan pada seluruh bayi yang baru lahir, berusia 48-72 jam dengan mengambil sampel darah dari tumit bayi.
"Tes darah ini dilakukan agar bisa mendeteksi gangguan tumbuh kembang bayi sedini mungkin. Bila ditemui kelainan, intervensi dapat dilakukan secepatnya untuk meminimalisir efeknya di masa depan," terang Nanik, Senin (24/6).
Nanik menjelaskan, untuk menyukseskan program tes darah pada bayi tersebut, Dinkes telah bekerja sama dengan beberapa rumah sakit dan pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) yang terdapat di Kota Pahlawan.
"Tujuan dari kita melaksanakan tes darah pada bayi tersebut adalah untuk mendeteksi sejak dini kelainan hormon tiroid, yang dapat mengganggu tumbuh kembang anak," ungkapnya.
Tes darah pada bayi, lanjut Nanik, adalah satu bagian yang tidak terpisahkan dari program Integrasi Layanan Primer (ILP) yang dicetuskan oleh Pemkot Surabaya. ILP berfokus pada tiga hal. Yakni, pemantauan wilayah setempat, mendekatkan pelayanan kesehatan ke masyarakat, dan menyediakan layanan kesehatan sesuai siklus hidup.
ADVERTISEMENT
Nanik juga menjelaskan, salah satu fokus dalam ILP adalah memperhatikan kesehatan anak. Para petugas kesehatan memberikan solusi medis dan memperhatikan sisi emosional anak-anak.
"Layanan kesehatan di Kota Surabaya juga berupaya mengedukasi masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat untuk optimalisasi tumbuh kembang anak," tuturnya.
Salah satu upaya untuk mengintegrasikan layanan kesehatan tersebut adalah mengaktifkan kembali Puskesmas Pembantu (Pustu), yang tersebar di seluruh kelurahan se-Kota Surabaya.
"Pustu ini membina Posyandu Keluarga yang melayani skrining untuk anak-anak hingga lansia. Dengan mendekatkan layanan, masyarakat diharapkan lebih mudah melakukan deteksi dini kesehatannya," tukasnya.