Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten Media Partner
Mahasiswa di Surabaya Gagas Biji Pepaya Sebagai Obat Alternatif Kanker Lidah
24 Juni 2024 17:09 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Jumlah penderita kanker lidah di Indonesia per 2018 sebanyak 5.078 jiwa dengan angka kematian mencapai 2326 jiwa. Tim PKM-RE Fakultas Kedokteran Gigi Unair ‘PepaPatch’ berusaha mengatasi permasalahan tersebut dengan penelitian biji pepaya sebagai pengobatan alternatif penderita kanker lidah. Penelitian ini lulus pendanaan dengan tajuk “Potensi Microneedle Patch Nanoemulsi Biji Pepaya (Carica papaya Linn) Untuk Menstimulasi Apoptosis Sel Kanker Lidah”.
ADVERTISEMENT
“Kami menemukan bahwa biji pepaya yang kami gunakan dapat bersifat antikanker dan antioksidan sehingga berpotensi untuk dijadikan obat kanker lidah,” ungkap Farel, Senin (24/6).
Tim PepaPatch beranggotakan lima mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi, yakni Alfin Rachmad Cahyadi (2021); Jane Nathania Josephina Yasan (2023); Davinzo Luis Gunardy (2023); Nicholas Widson (2021); serta Muhamad Farel Fachruzani (2023) sebagai ketua. Dibawah bimbingan Prof Dr Hendrik Setia Budi drg MKes PBO, tim PepaPatch yakin obat mereka microneedle patch nanoemulsi biji pepaya dapat menstimulasi kematian sel kanker lidah.
Upaya tim PepaPatch dalam meneliti biji pepaya sebagai obat kanker lidah dimulai dengan pengekstrakan serta formulasi dalam bentuk nanoemulsi. Hal itu dengan tujuan agar obat dapat lebih stabil di lingkungan rongga mulut dan dapat menarget sel kanker lidah. Tim PepaPatch juga berusaha mempercepat penyaluran obat melalui microneedle patch.
ADVERTISEMENT
“Nanoemulsi tersebut kami kemas dalam bentuk microneedle patch supaya obat bisa disalurkan lebih cepat ke sel kanker lidah, tidak seperti obat minum yang harus dicerna terlebih dahulu,” tambahnya.
Penelitian tim PepaPatch sudah berada di tahap uji molecular docking untuk menentukan kekuatan interaksi ligan antara senyawa obat dengan protein pemicu kanker, serta sedang melalui proses formulasi nanoemulsi biji pepaya yang sudah mereka ekstrak.
“Kami juga sudah melakukan uji determinasi untuk memastikan bahwa tanaman yang kami pakai benar-benar tanaman pepaya,” ujarnya.
Farel mengakui tim mereka mendapat banyak pelajaran baru seperti uji molecular docking dan LC-MS (liquid chromatography–mass spectrometry). Selain itu, skema PKM yang mewajibkan dokumentasi melalui media sosial membuat Farel dan tim belajar membuat akun yang menarik, media branding, hingga memasang iklan.
ADVERTISEMENT
Ada pun kendala yang tim PepaPatch temui berupa beberapa bahan yang sulit dicari, hingga tempat uji yang berada di luar kota karena tidak dapat dilakukan laboratorium di Surabaya.
Farel berharap penelitian dapat berjalan lancar ke depannya, dan hasil penelitian dapat berguna bagi masyarakat khususnya penderita kanker lidah.