Konten Media Partner

Mahasiswa di Surabaya Olah Limbah Plastik jadi Jam Tangan Trendi

11 Oktober 2024 8:06 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Senja (kanan) menunjukkan jam tangan dari limbah palstik. Foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Senja (kanan) menunjukkan jam tangan dari limbah palstik. Foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Generasi muda saat ini tak habis akal melakukan inovasi. Hal ini termasuk pada kepedulian mereka terhadap lingkungan sekitar. Seperti yang dilakukan 3 mahasiswa Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya (ITS), Senja Alfakori Diansyah, Syahrial Arkan, dan Nisa Abiba. Ketiganya mengolah limbah menjadi produk jam tangan bernilai tinggi dengan nama brand Cagar Watch.
ADVERTISEMENT
"Jam tangan produksi kita ini berbahan plastik recycle, dengan desain street casual. Untuk limbah plastiknya kita olah jadi casing atau body jam nya," terang Senja saat ditemui Basra disela acara Forum Improvement & Innovation Award (IIA) 2024, (10/10).
"Limbah plastiknya ini dari plastik makanan dan botol plastik pada produk seperti sabun dan sampo," imbuh Senja.
Senja melanjutkan, untuk proses pembuatan limbah plastik dilelehkan terlebih dahulu dan di press menjadi menjadi lembaran plastik dengan ketebalan tertentu untuk bahan dasar jam tangan.
"Pemotongan body jam tangan secara presisi menggunakan mesin CNC sesuai desain. Proses selanjutnya seperti perakitan lalu finishing," jelasnya.
Untuk produksi, Senja mengaku bisa menghasilkan 4 unit proto type jam tangan dalam waktu 5 jam.
ADVERTISEMENT
Senja menuturkan produk jam tangan dari limbah plastik ini nantinya akan dijual dengan kisaran harga Rp 150 ribu per unit dan menyasar generasi Z atau gen Z. Ini karena gen Z dinilai cukup melek akan produk fashion berbasis lingkungan.
"Kita sebagai gen Z ini sudah sangat aware terhadap lingkungan. Jadi gen Z ini sudah melek terhadap keberlanjutan lingkungan," imbuhnya.
Senja mengakui plastik yang bersifat sulit terurai membuat jam tangan ini mampu bertahan dalam waktu yang cukup lama.
"Pastinya bertahan hingga bertahun-tahun karena sifat plastik yang sulit terurai. Untuk mesin jam nya sendiri tahan hingga dua tahun," tukasnya.
Forum Improvement & Innovation Award (IIA) 2024 yang digelar Pertamina ini menantang mahasiswa untuk adu inovasi. Terdapat 12 inovasi mahasiswa yang dipamerkan yang meliputi aspek reduksi emisi, bio diesel dengan memanfaatkan bahan organik, filter air limbah berbasis teknologi hingga deteksi anomali instrumen industri.
ADVERTISEMENT
Pinto Budi Bowo Laksono, Manager Communication, Relation & CID Pertamina Regional Jawa sekaligus tim juri lomba inovasi menuturkan, adanya andil dari mahasiswa dalam lomba inovasi ini juga untuk mentransfer ilmu pengetahuan. Menurutnya, produk inovasi yang masih berupa ide tidak bisa jalan sendiri, harus ada penggunanya. Hal itu bisa dimulai dari networking, dan internal kampus.
"Seperti jam tangan daur ulang plastik ini bisa dipakai oleh teman dan lingkungan di kampus. Bisa dipromosikan lewat media sosial mereka. Jadi networking ini yang harus dimanfaatkan mahasiswa," tuturnya.