Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.100.2
16 Ramadhan 1446 HMinggu, 16 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten Media Partner
Mahasiswa di Surabaya Teliti Upaya Korban Kekerasan Seksual Bangkit dari Trauma
21 Februari 2023 16:46 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Kasus kekerasan seksual tak bisa dianggap sepele, karena dapat menyebabkan berbagai efek negatif pada korbannya.
ADVERTISEMENT
Korban kekerasan seksual sering kali menganggap dirinya tidak layak untuk bersosialisasi ke masyarakat, bahkan menarik dirinya dari luar.
Berlatar belakang hal itu, Deajeng Rizqi Melly Tsaniyah mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, melakukan penelitian terkait Hubungan Antara Self Awareness dan Resiliensi dengan Kebahagiaan Pada Korban Sexual Harassment.
Mahasiswi yang akrab disapa Ajeng ini menjelaskan, jika kesadaran diri dan kebahagiaan sangat berpengaruh dengan resiliensi korban kekerasan seksual.
Resiliensi sendiri merupakan kemampuan yang ada dalam diri individu untuk kembali pulih dari suatu keadaan yang menekan dan mampu beradaptasi dan bertahan dari kondisi tersebut.
"Artinya mereka (korban kekerasan seksual) bisa bangkit dari keterpurukan itu dipengaruhi oleh kesadaran diri mereka dan kebahagiaan mereka," kata Ajeng pada Basra, Selasa (21/2).
ADVERTISEMENT
Dalam penelitiannya, Ajeng menyebarkan kuesioner melalui Google form dan didapatkan 100 responden yang menjadi korban kekerasan seksual.
Ajeng mengungkapkan, para responden itu kebanyakan berdomisili di Surabaya dan Malang dengan kisaran usia 18-25 tahun.
Dari data tersebut, Ajeng menyebut, jika masing-masing mempunyai cara untuk meningkatkan kesadaran dirinya dan bangkit dari keterpurukan.
"Cara meningkatkan kesadaran diri itu, kita bisa menggali atau mencari tahu apa sih kelebihan dan kekurangan kita, dari evaluasi itu, kita bisa tahu untuk meningkatkan kesadaran diri," sebutnya.
"Nah, para korban ini lebih butuh motivasi dari diri sendiri dan orang lain. Karena korban kekerasan seksual itu mereka merasa enggak layak untuk bersosialisasi. Untuk itu diperlukan dukungan dari sekitarnya," tambahnya.
Dengan adanya penelitian ini, Ajeng berharap para korban kekerasan seksual ini bisa bangkit dari rasa traumatiknya
ADVERTISEMENT
"Dan itu yang lain bisa lebih meningkatkan kesadaran diri lagi agar tidak jadi korban kekerasan seksual. Pintar-pintar dalam memilih pergaulan, karena pelaku sendiri kebanyakan dari orang terdekat kita," tukasnya.
Berkat penelitian tersebut, gadis 21 tahun ini berhasil menuntaskan studinya dengan waktu 3,5 tahun dan meraih IPK 3,67.