Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Mahasiswa ITS Buat Inovasi untuk Laut Bebas Mikroplastik
4 Desember 2021 10:45 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Berdasarkan Data Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS), sebanyak 3,2 juta ton sampah plastik dibuang ke laut Indonesia setiap tahunnya. Sampah plastik tersebut akan terdegradasi menjadi mikroplastik dan berpotensi mengontaminasi biota laut.
ADVERTISEMENT
Berlatar belakang hal itu, tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) membuat inovasi filter air tercemar mikroplastik berbasis Bulk Acoustic Wave (BAW). Mereka adalah Arkilaus Bellinus Felle, Berliana Nur Indah Sari, Laila Sifha Urrohma, dan Dian Permana.
Arkilaus Bellinus selaku ketua tim mengatakan, jika saat ini belum ada teknologi yang diterapkan pemerintah Indonesia dalam penanganan dan pengurangan mikroplastik.
Mahasiswa yang akrab disapa Billy ini menjelaskan, bahwa filter karya timnya tersebut memanfaatkan gelombang akustik yang bersumber dari pengeras suara atau speaker. Gelombang akustik inilah yang akan mendorong partikel-partikel mikroplastik, sehingga dapat terseparasi dari air laut.
“Karena ukurannya sangat kecil sehingga dibutuhkan metode khusus dalam penyaringan partikel mikroplastik,” jelas Billy, Sabtu (4/12).
ADVERTISEMENT
Ia juga mengungkapkan, jika alat ini mampu menyaring semua jenis dan bentuk mikroplastik yang terkandung dalam air laut maupun air tawar. Dengan memanfaatkan teknologi gelombang akustik, alat ini tidak lagi memerlukan saringan mekanis sehingga tak perlu membersihkan filter secara berkala dan pemakaian lebih tahan lama.
“Inovasi ini mewujudkan poin 14 SDGs (Sustainable Development Goals) tentang menjaga ekosistem laut,” ucapnya.
Terkait cara kerja alat ini diawali dengan memompa air hingga mengalir masuk ke dalam alat melalui pipa akrilik. Air laut akan dialirkan melewati dua buah speaker full range yang mengapit pipa akrilik di tengah.
"Speaker tersebut akan menimbulkan gaya dorong yang disebut dengan acoustophoretic force. Frekuensi pada speaker sebesar 6,813 Hz untuk mendapatkan efisiensi tertinggi,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Billy mengatakan bahwa di ujung alat terdapat tiga cabang pipa. Partikel mikroplastik akan terpusat ke jalur pipa bagian tengah, sementara air yang berhasil terfiltrasi akan disalurkan ke laut melalui pipa ujung kanan dan ujung kiri.
“Alat ini memerlukan waktu 1-2 menit untuk menyaring partikel dengan efisiensi hingga 71 persen,” ungkapnya.
Ia juga menambahkan, bahwa tekanan air, kecepatan alir, dan waktu kontak antarpartikel perlu disesuaikan agar air dapat teralirkan ke jalur kanan dan kiri serta tidak kembali bercampur dengan mikroplastik. “Perhitungan dan simulasi dilakukan dengan software Matlab,” tambahnya.
Ke depan, Billy dan tim berharap bahwa inovasi ini dapat dikembangkan lebih lanjut, tidak terhenti pada program yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) tersebut.
ADVERTISEMENT
Bahkan berkat inovasi tersebut, mereka berhasil menyabet medali perak pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) 2021 bidang Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM-KC) kategori poster.