Mahasiswi UK Petra Curi Perhatian Dosen Malaysia Lewat Karya 'Kampoeng'

Konten Media Partner
13 Agustus 2020 16:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Graciela menunjukkan desain Rusunawa dengan konsep 'Kampoeng'. Foto-foto: Dok.pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Graciela menunjukkan desain Rusunawa dengan konsep 'Kampoeng'. Foto-foto: Dok.pribadi
ADVERTISEMENT
Pandemi COVID-19 tak menyurutkan semangat mahasiswa untuk terus berkarya. Kali ini, program Studi Desain Interior Universitas Kristen Petra (UK Petra) Surabaya bekerjasama dengan Departemen Arsitektur dari Interior Sunway University Malaysia menyelenggarakan Joint-Exhibition bertajuk INDEX 2020.
ADVERTISEMENT
Diana Thamrin, S.Sn, M.Arch selaku dosen penanggung jawab kegiatan mengatakan, INDEX merupakan acara tahunan dari Prodi Desain Interior UK Petra yang menampilkan desain dan proyek akhir mahasiswa. Dalam tahun ini, pihaknya mengusung tema New Dimension.
"Sejalan dengan tema yang kami usung, kolaborasi ini untuk meningkatkan relasi, menambah koneksi hingga ke level internasional sebelum terjun ke dunia profesional," kata Diana, Kamis (13/8).
Diana menuturkan, dalam pameran ini menampilkan 82 karya yang terdiri dari gambar desain, karya tulis dan video teaser dengan tiga kategori yaitu spasial (perancangan ruang), produk dan penelitian.
Desain ruang publik karya Graciela.
Salah satu karya yang berhasil menarik perhatian yakni milik Graciela. Mahasiswi Prodi DI UK Petra ini menjadi finalis kategori Spasial (perancangan ruang) lewat karya bertajuk Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Penjaringan Sari Surabaya.
ADVERTISEMENT
Dalam pemilihan desain-nya, Graciela Gadis menggunakan pendekatan Human-Centered Design, serta menerapkan konsep kampoeng yang disesuaikan dengan kebiasaan dan budaya dari komunitas di rusun.
"Untuk konsepnya saya mengusung kampoeng karena dasarnya warga sana (Penjaringan Sari) sebagian besar dari kampung halaman. Jadi meskipun mereka tinggal di kota, mereka tetap bisa menerapkan kebiasaan waktu di kampung dengan nyaman," ucapnya Graciela ketika dihubungi Basra, Kamis (13/8).
Dalam desain visualisasinya, mahasiswi semeter 8 ini juga menggunakan material seperti bambu, batu alam, hingga jerami sebagai perabotan rumah. Tak hanya itu, kebiasaan seperti duduk lesehan hingga gotong royong juga dituangkan dalam desain tersebut.
Bahkan, Graciela juga menambahkan desain area khusus atau fasilitas ruang publik yang dapat digunakan oleh komunitas yang ada di rusun.
ADVERTISEMENT
"Penjaringan sari adalah salah satu rusun besar di Surabaya, dan di dalamnya ada banyak komunitas. Dimana komunitas tersebut juga dilatih oleh pemerintah, sayangnya area khusus atau fasilitas untuk mengembangkan potensi mereka kurang. Jadi saya juga menyediakan area bagi mereka di sekitar rusun," jelasnya.
Dengan adanya design tersebut, Graciela berharap para anggota komunitas dapat terus mengembangkan potensinya dan melakukan aktivitas ekonomi.
"Ruang publik ini untuk meningkatkan interaksi antar penghuni rusun, terus kualitas para komunitas juga bisa berkembang. Saya berharapnya potensi dari komunitas itu bisa dikenal oleh masyarakat luas," pungkasnya.