Konten Media Partner

Manfaatkan Bank Sampah Induk Surabaya, Bisa Dapat Uang, Sampah Berkurang

10 Februari 2021 15:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengelolaan sampah non organik di Bank Sampah Induk Surabaya (BSIS). Foto-foto: Amanah Nur Asiah/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Pengelolaan sampah non organik di Bank Sampah Induk Surabaya (BSIS). Foto-foto: Amanah Nur Asiah/Basra
ADVERTISEMENT
Permasalahan sampah di Indonesia masih membutuhkan perhatian serius oleh semua pihak. Pasalnya, jika tidak ditangani dengan baik sampah akan berimbas pada menurunnya kualitas kehidupan, hingga menyebabkan kerusakan lingkungan.
ADVERTISEMENT
Di Surabaya, produksi sampah sudah mencapai 1500 ton setiap harinya. Bahkan Pemerintah Kota Surabaya setiap bulannya mengeluarkan biaya kurang lebih sebesar 6,3 M untuk mengelola sampah yang terkumpul di TPA Benowo.
Salah satu cara yang dapat dilakukan guna mengatasi masalah tersebut yakni mulai mengelola sampah secara mandiri melalui prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle).
Untuk itu, Bank Sampah Induk Surabaya (BSIS) mengajak seluruh warga Surabaya agar mulai mengelola dan memilah sampah, serta memberikan harga tukar sampah yang stabil.
Nurul Chasanah selaku Humas Bank Sampah Induk Surabaya mengatakan, fokus utama BSIS adalah melakukan pendampingan dan pembinaan kepada warga di pemukiman untuk melakukan pengelolaan sampah mandiri dari sumbernya.
Foto-foto: Amanah Nur Asiah/Basra
Baik memberikan sosialisasi terkait pentingnya mengolah sampah, hingga memberikan edukasi terkait sistem dan manajemen pengelolaan sampah anorganik di RT atau RW.
ADVERTISEMENT
"Jadi warga bisa menyetorkan berbagai jenis sampah anorganik yang telah terpilah ke Bank Sampah Induk Surabaya. Dimana hasil pengelolaan sampah tersebut bisa dirupakan dalam bentuk uang tunai atau tabungan," kata Nurul ketika ditemui Basra, Rabu (10/2).
Nurul menuturkan, jika ada sekitar 53 jenis sampah yang bisa disetorkan warga dengan harga tukar yang berbeda tergantung jenis sampahnya.
Seperti tembaga harganya sekitar Rp 40.000/kg, kardus bagus Rp 1.200/kg, botol/beling putih Rp 100/kg, gelas plastik bersih Rp 3.500/kg, hingga minyak jelantah Rp 4.800/kg.
"Kami pastikan sampah-sampah tersebut untuk didaur ulang oleh mitra atau industri yang sudah bekerjasama dengan kami. Misalnya minyak jelantah akan diolah menjadi biosolar, kalau plastik jadi biji plastik, untuk sampah lain akan dijadikan produk baru sesuai jenisnya," tutur Nurul.
ADVERTISEMENT
Nantinya hasil penjualan sampah ke industri selain diberikan kepada nasabah, pihak BSIS juga akan mengambil sedikit untung untuk biaya operasional BSIS.
Terkait alur pengumpulan sampah, Nurul menjelaskan, jika ada dua cara yang bisa dilakukan. Pertama alur nasabah individu dan alur nasabah kolektif atau melalui bank sampah unit (BSU).
Untuk alur nasabah kolektif, pertama masing-masing individu mengumpulkan sampah dan memilah sesuai jenisnya. Selanjutnya petugas BSU melakukan penimbangan dan pencatatan.
Kemudian sampah diangkut menuju Bank Sampah Induk Surabaya. "Sementara untuk nasabah individu, setelah sampah dipilah nasabah bisa langsung menyetorkan ke BSIS. Setelah ditimbang nasabah bisa minta hasilnya dalam bentuk uang atau tabungan," jelasnya.
Nurul mengungkapkan, jika BSIS bisa mengelola 35 - 40 ton setiap bulannya dari semua jenis sampah.
ADVERTISEMENT
Dengan adanya BSIS, diharapkan masyarakat bisa semakin sadar tentang pentingnya mengolah sampah melalui sumbernya. "Lalu mereka juga mempunyai kesdaran untuk bertanggung jawab terhadap sampah yang mereka hasilkan," pungkasnya.
Diketahui, sejak berdiri pada 2010 lalu, jumlah nasabah kolektif BSIB sudah ada 440 unit, sementara untuk nasabah individu lebih dari 1000 orang.
Bagi Anda yang ingin menyetorkan sampah, Anda bisa langsung datang ke kantor BSIS yang berlokasi di Jalan Ngagel Timur No. 26 Surabaya.
Untuk jam setornya, Senin-Jumat mulai pukul 08.00 - 12.00 WIB, hari Sabtu mulai pukul 08.00 - 15.00 WIB. Sementara untuk hari Minggu dan tanggal merah nasional libur.