Manfaatkan Sampah Styrofoam, Siswa SMP di Surabaya Bikin Polifoam

Konten Media Partner
13 Oktober 2019 15:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
M. Dzaki Surya dan karya Polifoam miliknya. Foto-foto : Amanah Nur Asiah/Basra
zoom-in-whitePerbesar
M. Dzaki Surya dan karya Polifoam miliknya. Foto-foto : Amanah Nur Asiah/Basra
ADVERTISEMENT
Sampah kemasan makanan masih menempati urutan pertama sebagai sampah terbanyak di bumi ini. Menurut Our World in Data pada 2015, sebanyak 146 juta ton sampah plastik kemasan makanan diproduksi dan beredar ke seluruh dunia. Selain kemasan plastik, kemasan styrofoam juga ikut mendominasi banyak sampah di tempat pembuangan. Padahal, butuh 80 tahun untuk 1 styrofoam bisa terurai secara alami.
ADVERTISEMENT
Untuk menyiasati sampah styrofoam yang sulit terurai, M. Dzakiy Surya, siswa SMP Negeri 6 Surabaya ini memilih untuk mengolah limbah styrofoam menjadi Polifoam (Pot Limbah Styrofoam).
Bocah yang akrab disapa Kiky ini mengatakan jika Polifoam mempunyai banyak kelebihan dibandingkan pot biasa. Diantaranya bisa mengurangi penggunaan pasir, pot lebih mudah dipindahkan, kesuburan tanaman bertambah, dan tanaman jadi lebih segar.
Dalam proses pembuatan Polifoam ini, bahan-bahan yang dibutuhkan Kiky adalah air, semen, pasir, dan styrofoam bekas yang ia dapat dari tetangga, tukang bubur, dan teman-temannya.
Tahap pertama yang dilakukan Kiky yaitu memotong styrofoam menjadi bagian kecil-kecil kemudian menghaluskannya dengan cara diblender.
Setelah styrofoam halus dicampur ke dalam adonan air, semen, dan pasir dengan perbandingan 3:1. Yaitu lebih banyak styrofoamnya.
ADVERTISEMENT
"Kalau adonan sudah jadi baru kita cetak sesuai keinganan dan saya keringkan. Kira-kira 5 jam untuk mengeringkannya. Setelah itu, pot saya gambar," jelasnya.
Ke depannya, selain pot, Kiky akan membuat lebih banyak kerajinan lain dari styrofoam. "Mau bikin guci, vas bunga, terus gantungan kunci untuk dijual," pungkasnya.
Berkat proyek Polifoam ini, Kiky berhasil lolos menjadi finalis Pangeran dan Putri Lingkungan Hidup 2019 tingkat SMP.
Selain Kiky, ada juga Noval Ariella dan Nisrina Bilqis yang mengolah sampah plastik kemasan makanan dan minuman. Noval misalnya, siswa SMP Negeri 6 Surabaya ini mengolah kemasan jelly menjadi kotak pensil hingga hiasan bunga.
Dalam proses pembuatannya, Noval cup jelly yang sudah dibersihkan, lem tembak, kardus bekas, kain flanel, benang woll, hingga cat. "Setelah kering baru dientuk sesuai keinginan kita. Untuk menempelkannya saya menggunakan lem tembak," ungkap siswa yang duduk di bangku kelas VIII SMP ini.
Noval mengaku jika ia butuh waktu sekitar 2-3 jam untuk membuat satu buah kotak pensil. Sedangkan untuk hiasan bunga, ia memerlukan waktu 4-5 hari.
ADVERTISEMENT
"Karena kalau hiasan bunga kan saya harus menjahit satu-satu kelopaknya agar lebih bagus," tuturnya. Kerajinan tangan bernama Pecelly (Pemanfaatan Cup Jelly) karya Noval ini dijual Rp 15 ribu hingga Rp 30 ribu.
Noval Ariella dan karya Pecelly miliknya.
Selain Noval, ada juga Nisrina Bilqis yang mengolah beragam jenis sampah (plastik, kertas, kardus) menjadi beragam barang unik dan bernilai ekonomis. Nisrina bisa memanfaatkan sampah menjadi gelang, tempat pensil, bros, gantungan kunci hingga pouch bag.
Nisrina Bilqis dan kreasi dari sampah plastiknya.
"Karena saat ini sampah itu semakin banyak dan mempunyai dampak luar biasa bagi kehidupan makhluk hidup yang ada di dunia. Jadi saya mengolah sampah-sampah ini menjadi barang yang lebih berguna," tutur siswa kelas VIII ini.
Dalam sehari, 'siswa yang akrab disapa Bilqis ini mengungkapkan bisa membuat 20 gelang dan 10 tempat pensil. "Kalau lagi banyak waktu luang gitu bisa banyak. Apalagi ini bikinnya 'kan gampang, kalau sampahnya udah dicuci, saya tinggal gunting dan tempel saja," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Dengan adanya inovasi tersebut, Bilqis berharap masyarakat dapat termotivasi untuk mengolah sampah menjadi barang bermanfaat. Bahkan ia mengaku, ke depannya akan membuat kreasi lain dari sampah.
"Yang pasti saya akan kembangkan lagi ini. Saya ingin buat mainan ramah lingkungan dan bermanfaat untuk anak-anak," pungkasnya.
Menurut Bilqis, kreasi produknya sudah terjual hingga 50 buah. Satu produk kerajinan ini dijual dengan harga Rp 2 ribu hingga Rp 10 ribu saja. (Reporter : Amanah Nur Asiah / Editor : Windy Goestiana)