Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten Media Partner
Marak Wisuda Bertoga di Jenjang TK-SMA, Pakar: Itu Tidak Perlu
17 Juni 2023 11:52 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Maraknya kegiatan wisuda untuk jenjang pendidikan TK, SD, SMP, hingga SMA tengah menjadi sorotan belakangan ini.
ADVERTISEMENT
Sejumlah pihak termasuk para orang tua mengaku keberatan jika wisuda dilakukan pada jenjang pendidikan TK hingga SMA.
Pasalnya, mereka harus menyiapkan dana lebih untuk keperluan make up, sewa gedung, hingga baju toga.
Bahkan, tak sedikit orang tua yang mengeluhkan hal tersebut kepada Mendikbud Ristek Nadiem Makarim melalui media sosial.
"PAK TOLONG PAK, WISUDA KHUSUS YANG KULIAH AJA. BISA BIKIN LADANG PUNGLI KALAU TK-SMA SEDERAJAT WISUDA," tulis akun @stranger_albania.
"Dear Bapak Nadiem.. Saya mewakili beberapa orang tua yang minta tolong.. Tolong hapus dan tindak tegas WISUDA BERTOGA untuk jenjang pendidikan TK SD SMP SMP di sekolah negeri maupun swasta.. Kembalikan marwah Toga hanya untuk Mahasiswa sebagai tanda mengakhiri selesainya mereka berjuang. Karena banyak orang tua yang enggak mampu sampai kelilit utang demi anaknya bisa ikut wisuda.. Harus beli toga dan lain-lain, padahal masih ada biaya pendidikan lainnya untuk besok ke jenjang berikutnya," keluh akun @vioovioo_vioovioo.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal itu, Livia Yuliawati, S.Psi., M.A., Ph.D., CLC dosen psikologi pendidikan Universitas Ciputra mengatakan, jika wisuda itu sebenarnya ditujukan untuk level perguruan tinggi.
"Jadi untuk jenjang yang sarjana, magister, doktor seperti itu. Karena awal mula wisuda diberikan itu kan sebagai bentuk seseorang sudah menempuh atau menyelesaikan pendidikan sehingga dia mendapatkan gelar," ucap Livi ketika dihubungi Basra, Sabtu (17/6).
Terkait wisuda bertoga yang dilakukan mulai jenjang TK-SMA, Livi menyebut jika sebenarnya hal itu tidak perlu. Pasalnya, ketika setiap jenjang anak menggunakan toga, ditakutkan ketika anak menuntaskan perguruan tinggi akan merasa biasa saja.
"Penggunaan toga sebenarnya tidak perlu. Kalau sekolah tetap kekeh menggunakan toga itu sifatnya opsional. Tapi kalau setiap jenjang pakai toga akan ada unsur biasa. Jadi ketika lulus sarjana kurang berkesan, kurang sakral lagi," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Ia juga menjelaskan, jika acara wisuda bukan sebagai acara jorjoran atau ajang pamer sehingga orang tua tidak terasa terbebani.
Menurutnya, acara kelulusan itu untuk merayakan atau memberikan apresiasi sekaligus motivasi kepada siswa untuk naik ke jenjang berikutnya.
"Karena esensi pendidikan adalah memastikan keberlangsungan siswa untuk menyelesaikan pendidikannya dari satu jenjang ke jenjang berikutnya," tukasnya.
Live Update
Pada 5 November 2024, jutaan warga Amerika Serikat memberikan suara mereka untuk memilih presiden selanjutnya. Tahun ini, capres dari partai Demokrat, Kamala Harris bersaing dengan capres partai Republik Donald Trump untuk memenangkan Gedung Putih.
Updated 6 November 2024, 7:43 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini