Mari Piknik ke 'Paru-Paru' Surabaya

Konten Media Partner
22 Februari 2019 14:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Selama hampir 10 tahun terakhir Surabaya dikenal sebagai kota taman. Dari data yang dimiliki Humas Pemkot Surabaya, ada 35 taman tematik di kota seluas 350,5 kilometer persegi ini. Ternyata selain ada taman-taman cantik, Surabaya juga punya hutan kota yang menjadi penyuplai oksigen bagi warga. Berikut ulasan Basra.
ADVERTISEMENT
Hutan Mangrove, Wonorejo. Bila tahun ini Pemkot Surabaya berhasil membebaskan 30 hektar lahan di sekitar Mangrove Wonorejo, maka hampir dipastikan Surabaya akan memiliki Kebun Raya Mangrove pertama di dunia. Total luas lahan yang dibutuhkan untuk menjadi Kebun Raya Mangrove mencapai 100 hektar. Dengan lahan Mangrove yang semakin luas, maka diharapkan ''dinding'' pencegah abrasi dan banjir rob yang mengintai Surabaya bisa ditekan dampaknya. Nantinya, Kebun Raya Mangrove ini akan menjadi kawasan ecotourism yang menjadi pusat budidaya Mangrove.
Danau Kupu-Kupu di kawasan Hutan Pakal Benowo. Foto : @kanalima.id via @aslisuroboyo
Hutan Pakal, Benowo. Bagi warga sekitar, Hutan Pakal yang memiliki luas 6 hektar ini dikenal sebagai Hutan Kupu-Kupu. Ini karena ada danau berbentuk kupu-kupu di dalam hutan tersebut. Hutan ini cocok dikunjungi saat akhir pekan untuk berpiknik bersama keluarga karena dilengkapi gazebo untuk bersantai.
Hutan Bambu Keputih bisa jadi alternatif piknik bersama keluarga. Foto : @nuzultok_ via @aslisuroboyo
Hutan Bambu, Keputih. Sembilan belas tahun yang lalu hutan bambu ini merupakan tempat pembuangan akhir (TPA). Namun sejak Pemkot Surabaya memindahkan TPA ke Benowo, Pemkot menanam bibit bambu yang kini mirip seperti hutan bambu Sagano di Jepang. Bambu-bambu yang tumbuh rimbun dan teduh sering dimanfaatkan warga untuk foto prewedding. Untuk menjaga kelestarian hutan bambu, Pemkot menyediakan 15 satgas untuk merawatnya dari kerusakan.
ADVERTISEMENT
Hutan Kota Balas Klumprik, Wiyung. Di dalam hutan seluas 4,5 hektar ini terdapat 6 ribu tanaman buah seperti kedondong, srikaya, mangga, kelengkeng, dan jambu. Bahkan juga ada pohon-pohon lindung seperti mahoni dan trembesi yang menciptakan suasana teduh. Yang asyik, saat musim panen buah tiba pengunjung dibolehkan memetik buah dengan bebas dan gratis. Selain ada buah-buahan juga ada budidaya lele, mujaer, nila, dan bandeng.
Hutan Kota Warugunung, Karang Pilang. Hutan yang satu ini memang relatif baru dibanding empat lainnya. Pada November 2018, Pemkot Surabaya telah menanam 1.000 pohon seperti pohon matoa, jambu air, sawo, mangga dan cemara udang untuk menekan banjir dan polusi udara. Selain itu, menurut Tri Rismaharini, Wali Kota Surabaya, hutan ini akan menjadi garda depan yang meminimalisir dampak patahan (sesar) aktif yang bisa menyebabkan gempa. Risma berharap dengan adanya hutan kota Warugunung maka struktur tanah jadi lebih kuat dan dampak gempa yang fatal bisa diantisipasi. (Windy Goestiana)
ADVERTISEMENT