Masjid Jami Peneleh, Peninggalan Sunan Ampel yang Pernah Dibom Belanda

Konten Media Partner
9 Juni 2019 6:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana Masjid Jami Peneleh Surabaya. Foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Masjid Jami Peneleh Surabaya. Foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
Di Surabaya, ada banyak tempat-tempat bersejarah yang masih berdiri kokoh. Salah satunya Masjid Jami Peneleh, letaknya di Jalan Peneleh Gang V Surabaya. Meski tak memiliki ribuan jemaah yang antre berdatangan seperti di Masjid Ampel, tapi Masjid Jami Peneleh ini pernah jadi saksi serangan bom Belanda di era kolonial.
ADVERTISEMENT
Masyarakat sekitar Masjid Jami Peneleh meyakini masjid ini didirikan sekitar tahun 1500-an. Ismail, salah seorang tokoh masyarakat setempat, membenarkan hal tersebut. Menurut Ismail, Sunan Ampel dulu memiliki petilasan di bagian depan masjid.
Ismail, tokoh masyarakat yang mengetahui sejarah Masjid Jami Peneleh Surabaya. Foto: Masruroh/Basra
"Bagian depan itu yang menjadi petilasan Sunan Ampel, jadi sudah ada sejak dulu. Sedangkan bagian ruang utama shalat dibangun Kyai Said, tokoh masyarakat di sini, dan dibangun pada tahun 1900-an," tutur Ismail kepada Basra pada Senin (3/6).
Ruang utama salat Masjid Jami Peneleh memiliki bentuk bangunan menyerupai joglo, di dalam ruang utama salat disangga 10 tiang yang terbuat dari kayu jati kokoh. Kesepuluh tiang ini melambangkan 10 malaikat Allah yang masyhur namanya.
Penampakan luar Masjid Jami Peneleh. Foto: Masruroh/Basra
Sedangkan di bagian langit-langit terukir 4 nama sahabat Nabi Muhammad dalam huruf Arab, yaitu Abu Bakar Ash Shidiq, Umar bin Khatab, Usman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib.
ADVERTISEMENT
Bagian tembok masjid dikelilingi 25 ventilasi dan lima daun jendela. Pada masing-masing ventilasi tersebut terdapat hiasan aksara Arab berupa nama-nama 25 nabi.
Menurut cerita pengelola masjid, pada zaman Belanda menara Masjid Peneleh pernah rusak akibat serangan meriam. Bahkan meriam yang dijatuhkan Belanda itu nyaris mengenai jemaah yang sedang menjalankan salat zuhur. Anehnya, meski meriam itu berhasil menghancurkan menara dan langit-langit masjid, tapi saat mendarat ke lantai justru tidak meledak sama sekali.
Foto : Masruroh/Basra
Keunikan lain dari Masjid Jami Peneleh adalah bagian dalam serambi masjid yang terdapat sumur tua yang berdiameter sekitar 50 sentimeter. Menurut cerita yang beredar, sumur tersebut terhubung ke sumur zam-zam dan sumur Masjid Ampel.
"Tapi sekarang sumur tersebut harus ditutup karena ternyata banyak mengandung logam berat akibat senjata yang disimpan pada masa perang kemerdekaan," papar Ismail.
ADVERTISEMENT
Masjid yang terletak di gang sempit ini juga mempunyai bedug kuno yang cukup besar, berdiameter satu meter dan panjang dua meter. "Dulu ditemukan hanyut di Sungai Kalimas, tepat berada di depan kampung Peneleh," jelasnya lagi.
Dulu, banyak warga yang datang dan mencongkel puing-puing kecil dari kayu bedug tersebut. Mereka memercayai bedug tersebut dapat menyembuhkan penyakit.
Di akhir tahun 1986, takmir merenovasi masjid dan melapisi bedug ini dengan kayu biasa yang sudah dihiasi ukiran kaligrafi untuk menghindari perbuatan syirik yang merusak akidah.
Bedug kuno di Masjid Jami Peneleh. Foto : Masruroh/Basra
Yang menarik, saat Ramadan lalu, Masjid Jami Peneleh salah satu masjid yang menerapkan one day one juz untuk salat tarawih dan witir. Saat salat, imam akan membaca surat Alquran sebanyak satu juz yang dibagi dalam 20 rakaat salat tarawih dan 3 rakaat salat witir. Dalam satu bulan, bacaan imam salat tarawih akan khatam 30 juz
ADVERTISEMENT
(Reporter : Masruroh / Editor : Windy Goestiana)