Masjid Kemayoran Surabaya, Satu-satunya Masjid di Indonesia Kompensasi Belanda

Konten Media Partner
16 Agustus 2021 15:13 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Masjid Kemayoran di Jalan Indrapura, Surabaya. Foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Masjid Kemayoran di Jalan Indrapura, Surabaya. Foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
Kota Surabaya memiliki sejumlah bangunan peninggalan pemerintah Belanda yang hingga kini masih berdiri kokoh, salah satunya Masjid Roudhotul Musyawarah atau cukup dikenal dengan nama Masjid Kemayoran. Masjid yang terletak di Jalan Indrapura ini merupakan pemberian (hibah) dari pemerintah Hindia Belanda.
ADVERTISEMENT
"Pembangunan masjid itu sebagai bentuk rasa bersalah dari pemerintah Hindia Belanda karena menghancurkan masjid yang ada sebelumnya di kawasan Tugu Pahlawan. Masjid Kemayoran itu satu-satunya masjid di Indonesia yang merupakan kompensasi dari pemerintah Hindia Belanda," jelas Kuncarsono Prasetyo, Praktisi Sejarah Kota Surabaya, kepada Basra, Senin (16/8).
Lebih lanjut diungkapkan Kuncar, awalnya Masjid Kemayoran terletak di kawasan Tugu Pahlawan dan bernama Masjid Alun-alun Surapringga. Masjid ini berdiri pada tahun 1772, kemudian dipindahkan ke Jalan Indrapura pada 1932.
"Tahun 1772 itu tahun Saka. Jika dikonversikan ke tahun masehi maka menjadi tahun 1848," imbuhnya.
Tanah masjid saat itu cukup menggiurkan pemerintah Hindia Belanda karena lokasinya yang pas untuk dibangun gedung pengadilan. Namun kebijakan pembongkaran masjid ditentang oleh umat Islam di Surabaya saat itu. Sehingga terjadilah pertikaian antara umat Islam dengan tentara Belanda.
ADVERTISEMENT
Salah satu tokoh yang berada di garis depan mempertahankan masjid tersebut adalah KH. Badrun yang bergelar Kyai Sedo Masjid. Gelar ini disematkan karena sang kyai meninggal saat mempertahankan eksistensi masjid. Makam Kyai Sedo Masjid sendiri berada persis di seberang selatan Tugu Pahlawan.
Perlawanan KH. Badrun bersama umat Islam kala itu membuahkan hasil. Pemerintah Belanda pun menawarkan ganti rugi berupa sebidang tanah di lokasi tempat berdirinya Masjid Kemayoran saat ini. Lokasi yang ditawarkan sebagai ganti rugi merupakan bekas rumah dinas seorang mayor angkatan darat Belanda.
"Itulah sebabnya masjid hasil kompensasi itu disebut Masjid Kemayoran," tukasnya.
Awalnya masjid dengan gaya arsitektur khas Tionghoa dan memiliki kubah hijau tua itu mempunyai bangunan utama sebagai tempat untuk beribadah, dan dua menara yang berada di sisi kiri dan kanan. Namun, saat ini menara yang ada di Masjid Kemayoran hanya tinggal satu.
ADVERTISEMENT
"Kurang lebih tahun 1850 menara di sisi kiri runtuh akibat tersambar petir. Sehingga sekarang masjid hanya memiliki satu menara," simpulnya.