Masyarakat Perlu Waspada Hadapi Varian Baru Corona

Konten Media Partner
11 September 2021 9:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pixabay.
zoom-in-whitePerbesar
Pixabay.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kepulangan Pekerja Migran Indonesia (PMI) ke Tanah Air hingga saat ini masih terus berdatangan. Saat tiba di Indonesia, para PMi ini harus menjalani karantina terlebih dahulu sebelum kembali ke rumah.
ADVERTISEMENT
Hal ini dilakukan guna mencegah adanya penyebaran COVID-19, terutama varian baru virus Corona yang kian bervariasi.
dr. Nevy Shinta Damayanti, Sp.P., Dokter Penanggung jawab Pasien (DPJP) di RSLI, memberikan penjelasan terkait kewaspadaan terhadap PMI.
Ia menyebut, di Indonesia, pintu masuk PMI hanya ada dua yakni di Jakarta dan Surabaya. Sehingga keberadaanya perlu dicermati.
"Semua yang terkonfirmasi positif memang rata-rata tanpa gejala (OTG) hinggga gejala ringan. Meskipun demikian bagi yang mempunyai komorbid, seperti hipertensi, obesitas, gula darah, dan lainnya perlu diwaspadai," kata dr. Nevy, Sabtu (11/9).
Sebagai pintu masuk PMI, pihaknya mempunyai SOP khususnya bagi pasien dengan ciri-ciri khusus akan dilakukan Whole Genome Sequencing (WGS).
"Tentang varian baru, gejalanya hampir sama, tapi virus sebagai makhluk hidup tentunya juga belajar dan menyesuaikan diri, 'mengelabuhi' peneliti. itulah ciri dari adanya perubahan atau mutasi," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, ia menjelaskan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait adanya mutasi virus. Di antaranya, masyarakat jangan lengah, tetap waspada, penanganan COVID-19 harus lebih ketat, karena saat kembali ke masyarakat, jangan sampai membuat masyarakat merasa tidak nyaman.
"Sebagimana halnya pasien reguler, 80 persen pasien RSLI dari PMI (luar negeri), penangannya sekarang terbalik. Kalau dahulu PMI dipisahkan dari pasien umum, sekarang pasien umum yang dipisahkan dari pasien PMI, karena jumlahnya sudah relatif sedikit," jelasnya.
Selain itu, para pasien PMI juga diberikan edukasi yang tepat, karena terkadang mereka yang dari luar negeri menerima informasi yang simpang siur tentang COVID-19, termasuk masalah aturan karantina.
"Yang jelas mereka dari luar negeri harus benar-benar sudah clear saat akan kembali ke masyarakat. Sehingga tidak lagi ada penularan yang masif hingga terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB). Di masyarakat pun hendaknya harus menerapkan kewaspadaan yang sama," kata dokter spesialis paru ini.
ADVERTISEMENT
Tak lupa, dr. Nevy juga meminta masyarakat untuk tetap menyadari akan bahaya COVID-19 dan tidak abai protokol kesehatan.
“Yang merasakan gejala (klinis) COVID-19 harus lapor ke faskes terdekat, supaya ditangani. Vaksinasi harus jalan terus, sehinga semua aman. Jangan sampai kita kehilangan satu generasi akibat pandemi ini," pungkasnya.