Mata Perih dan Napas Sesak, Ini Pertolongan Pertama Saat Terkena Gas Air Mata

Konten Media Partner
2 Oktober 2022 11:27 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi penembakan gas air mata. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi penembakan gas air mata. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Rusuh di Stadion Kanjuruhan pada Sabtu (1/10) malam telah menewaskan 127 orang. Pihak keamanan yang berusaha mengurai massa yang turun ke lapangan menembakkan gas air mata. Penggunaan gas air mata ini lantas disorot banyak pihak.
ADVERTISEMENT
Menurut Prof. Dr. Mulyadi, dr. Sp.P (K), FISR, guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), terkena gas air mata termasuk inhalasi gas toksik.
Mengutip buku ajar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi, disampaikan Prof Mulyadi, inhalasi zat toksik ada tiga kelompok.
"Pertama, kelarutan (zat) dalam air tinggi. Kedua, kelarutan dalam air sedang. Dan ketiga adalah kelarutan dalam air rendah. Nah, kalau dalam kelarutan airnya tinggi, itu yang sangat reaktif, seperti amoniak, sulfur, klorin. Itu terutama implikasinya pada mata, hidung, faring, laring, dan saluran napas atas," jelasnya saat dihubungi Basra, Minggu (2/10).
Menurut Prof. Dr. Mulyadi, dr. Sp.P (K), FISR, guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa). Foto: Masruroh/Basra
Imbasnya, lanjut Prof Mulyadi, akan mengakibatkan mata perih hingga saluran pernapasan terasa perih.
"Gas air mata kemungkinan termasuk dalam kelompok pertama yang kelarutan dalam airnya tinggi," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Yang justru berbahaya adalah kelompok ketiga yakni kelarutan dalam airnya rendah. Pasalnya, seseorang tidak menyadari ketika menghirup zat berbahaya.
"Dia tidak sadar kalau menghirup zat berbahaya, tahu-tahu dia pingsan. Itu yang kelompok ketiga ya," tuturnya.
Seseorang yang terinhalasi zat toksik menyebabkan refleksologi pada saluran pernapasan sehingga saturasi oksigennya turun. Jika saturasi oksigen turun maka pertolongan pertama yang harus dilakukan adalah memberikan oksigen 100 persen.
"Yang pertama dilakukan adalah bawa orang yang terinhalasi zat toksik itu ke daerah yang tidak ada asap yang terkontaminasi tersebut. Kedua, diberikan bantuan oksigen semaksimal mungkin," paparnya.
Ketika ada pemakaian (penembakan) gas air mata disarankan untuk menghindar sejauh mungkin. Pemakaian gas air mata pun hanya dilakukan di ruang terbuka sehingga subjek yang dituju bisa menghindar sejauh mungkin.
ADVERTISEMENT
"Misalnya saat ada aksi demonstrasi di ruang terbuka kemudian ditembakkan gas air mata, itu kan massanya lari semua. Mereka lari sejauh mungkin untuk menghindar dari penembakan gas air mata," tukasnya.