Konten Media Partner

MediTwin, Sistem Penanganan Medis Berbasis Metaverse Karya Mahasiswa ITS

30 April 2024 17:34 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah satu anggota tim, Isabelle Jessica Tjitalaksana, memperkenalkan gagasan timnya berupa sistem penanganan medis berbasis metaverse bernama MediTwin. Foto: Humas ITS
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu anggota tim, Isabelle Jessica Tjitalaksana, memperkenalkan gagasan timnya berupa sistem penanganan medis berbasis metaverse bernama MediTwin. Foto: Humas ITS
ADVERTISEMENT
Guna melakukan digitalisasi dan perbaikan dalam penanganan medis di Indonesia, tim mahasiswa dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menginovasikan sebuah sistem penanganan kesehatan personalized medicine berbasis metaverse bernama MediTwin. Sistem ini diciptakan guna mencapai sistem kesehatan yang efektif, efisien, dan zero error.
ADVERTISEMENT
Firza Aji Zunaarta selaku ketua tim menyampaikan, bahwa saat ini kasus kesehatan di Indonesia masih banyak yang ditangani secara umum menggunakan pendekatan obat dengan dosis yang sama. Padahal, tidak semua orang memiliki genetik dan gaya hidup yang sama sehingga seringkali penanganan tersebut menimbulkan masalah baru pada seseorang.
“Nah, oleh karena itu kita mengusung konsep personalized medicine dalam MediTwin,” jelasnya, Selasa (30/4).
Lebih lanjut, Firza memaparkan, personalized medicine merupakan sebuah tindakan medis yang disesuaikan pada setiap individu.
Firza mengatakan, dengan konsep ini kegagalan pada tindakan medis akan semakin minim karena adanya penyesuaian dengan pasien.
“Personalized medicine akan mempertimbangkan kombinasi obat dan penanganan yang sesuai dengan latar belakang pasien,” tutur mahasiswa Departemen Teknik Biomedik itu.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, tim yang dibimbing oleh Eko Agus Suprayitno SSi MT ini pun menginisiasi pengintegrasian database medis dalam MediTwin.
Firza menjelaskan bahwa data rekam medis menjadi salah satu poin penting dalam menangani kasus kesehatan.
“Saat ini, data medis di Indonesia masih belum terintegrasi satu sama lain, padahal database dapat membantu penanganan pasien,” ungkap pemuda asal Tulungagung ini.
Dalam teknisnya, Firza menerangkan bahwa data rekam medis akan melekat pada identitas setiap individu seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP). Nantinya, informasi berupa riwayat penyakit dan berobat dapat terlihat dalam data diri masing-masing individu. Dari rekam medis tersebut, MediTwin dapat membuat pemodelan-pemodelan sehingga tenaga medis bisa melihat model yang paling sesuai untuk pasien.
ADVERTISEMENT
Ia menambahkan, penggunaan metaverse dalam MediTwin ini ditujukan untuk meminimalisir risiko kegagalan pada pasien. MediTwin mempunyai fitur simulasi guna mengetahui persentase keberhasilan, efek samping, serta rekomendasi obat untuk penanganan pasien. Simulasi ini mencakup pengobatan ringan hingga kompleks dengan menggunakan Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR).
Salah satu anggota tim lainnya, Benedicta Sabdaningtyas Pratita Pratanjana menambahkan, MediTwin akan berkembang secara bertahap dengan jangka waktu 10 tahun. Pengintegrasian data dan perkembangan metaverse menjadi pondasi utama MediTwin untuk dapat terlaksana dengan baik.
“Tak hanya itu, dukungan pemerintah juga dibutuhkan dalam pembentukan regulasi serta perluasan jaringan di Indonesia,” tuturnya.
Melalui gagasannya, tim yang berisikan empat mahasiswa Departemen Teknik Biomedik ITS ini pun telah berhasil meraih medali perunggu dalam kategori presentasi untuk Program Kreativitas Mahasiswa – Gagasan Futuristik Tertulis (PKM-GFT) pada ajang Pekan Ilmiah Nasional (Pimnas) ke-36 tahun 2023 lalu.
ADVERTISEMENT
Mewakili timnya, gadis yang akrab disapa Dicta ini mengharapkan agar sistem penanganan kesehatan di Indonesia dapat lebih efektif dan memanfaatkan teknologi untuk meminimalisir error.