Konten Media Partner

Melihat Bangunan Kayu Kokoh Tahan Gempa Karya Mahasiswa ITS

18 Desember 2022 12:31 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tim Acintya ITS yang beranggotakan (dari kiri) Al Hafiz Akbar, Alexander Alvin Gunawan, dan M Luqman Figo dari Departemen Teknik Sipil ITS.
zoom-in-whitePerbesar
Tim Acintya ITS yang beranggotakan (dari kiri) Al Hafiz Akbar, Alexander Alvin Gunawan, dan M Luqman Figo dari Departemen Teknik Sipil ITS.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indonesia memiliki wilayah geografis yang rawan akan bencana gempa, karena dikelilingi oleh Pacific Ring of Fire.
ADVERTISEMENT
Berlatar belakang hal itu, tiga mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berinovasi dalam memodelkan bangunan tahan gempa di Indonesia.
Mereka adalah Alexander Alvin Gunawan, M Luqman Figo, dan Al Hafiz Akbar yang merancang bangunan tahan gempa dengan kemampuan daktilitas sebagai struktur utama.
Alexander Alvin Gunawan, selaku ketua tim menjelaskan, dalam inovasi tersebut ia dan tim menggunakan kemampuan daktilitas, yaitu kemampuan struktur bangunan untuk meregang saat menerima beban maksimumnya sebelum runtuh.
Semakin tinggi kemampuan daktilitas struktur, maka semakin baik bangunan tersebut dalam menyerap energi gempa.
Dengan perencanaan tersebut juga, bangunan akan lebih lama untuk bisa runtuh sepenuhnya akibat gempa.
"Hal ini memberikan waktu bagi penghuni bangunan keluar ke tempat terbuka. Untuk mencapai daktilitas yang tinggi, kami menggunakan kayu sebagai material bangunannya,” jelasnya, Minggu (18/12).
ADVERTISEMENT
Tampilan prototype bangunan kayu Tim Acintya ITS yang memiliki struktur bracing V terbalik agar kokoh menahan gempa.
Mahasiswa Departemen Teknik Sipil ini menuturkan, kayu digunakan karena mudah didapat dan memiliki kemampuan daktilitas dibandingkan beton.
Selain itu, kayu juga merupakan material ringan, maka berat total struktur akan semakin ringan pula. “Dengan itu, gaya gempa yang diterima oleh struktur menjadi lebih kecil,” tambahnya.
Menurut Alexander, untuk membangun bangunan yang kokoh, wajib memiliki struktur yang sederhana, simetris, dan kompak. Selain itu, distribusi massa, kekakuan, dan kekuatan diusahakan seragam dan terus-menerus.
Dengan mengikuti hal tersebut, ia dan tim merancang bangunan menggunakan struktur dengan bracing yang berbentuk V terbalik atau inverted V.
"Bracing ini merupakan pengikat pada struktur yang dapat mendukung untuk menahan beban struktur. Bracing berbentuk V terbalik kami pilih karena merupakan struktur yang sederhana, tetapi dapat menahan beban dengan baik," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Berkat inovasi itu, Ia dan tim berhasil meraih juara III pada ajang berskala nasional Earthquake Resistant Design Competition WCC 2022 yang diselenggarakan oleh Teknik Sipil Universitas Warmadewa.
Diketahui, dalam kompetisi tersebut, bangunan 11 lantai karya Alexander dan tim berhasil menahan beban 1,2 kilogram setiap dua lantai saat pengujian beban bangunan.