Konten Media Partner

Melihat Cara Unusa Kenalkan Budaya Lokal ke Mahasiswa Asing

31 Agustus 2024 7:43 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Membuat totebag tie dye dan hand printing dalam gelaran Culture Day.
zoom-in-whitePerbesar
Membuat totebag tie dye dan hand printing dalam gelaran Culture Day.
ADVERTISEMENT
Sebagai kampus internasional, Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) memiliki sejumlah mahasiswa asing. Pengenalan budaya lokal pun rutin dilakukan Unusa kepada para mahasiswa asingnya. Salah satunya melalui gelaran kegiatan Brave 4 bertemakan Culture Day.
ADVERTISEMENT
Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Unusa, Dr. Handayani, M.Kes., mengungkapkan kegiatan ini diselenggarakan bekerja sama antara FK dengan International Organization for Migration (IOM). Kegiatan ini menjadi wadah untuk mempererat hubungan antar mahasiswa asing dari Filipina, Thailand, hingga Timor Leste, serta mengenalkan mereka pada kekayaan budaya Indonesia.
"Kegiatan Brave’ Ke-4 ini berbarengan dengan kegiatan pengabdian kepada Masyarakat internasional FK Unusa yang merupakan rangkaian acara Hari Lahir (Harlah) Fakultas Kedokteran Unusa yang ke-10," tutur Handayani, Sabtu (31/8).
Dalam kegiatan tersebut para mahasiswa asing bersama anak-anak warga migran dapat mengikuti berbagai kegiatan, seperti pembuatan totebag tie dye dan hand printing, yang mengajarkan mereka tentang seni dan budaya lokal. Tidak hanya itu, anak-anak warga migran juga menampilkan tarian tradisional dan mahasiswa asing menampilkan music tradisional angklung yang menambah semarak acara.
ADVERTISEMENT
"Kegiatan Brave ke-4 ini merupakan bukti nyata dari komitmen kami dalam memperkuat hubungan internasional melalui pendidikan dan pertukaran budaya. Ini bukan sekadar ajang untuk memamerkan keanekaragaman budaya, tetapi juga sebagai langkah strategis dalam mengukuhkan citra Unusa di kancah global," terang Handayani.
Handayani menekankan pentingnya kegiatan seperti ini dalam membangun hubungan yang harmonis dan konstruktif antara mahasiswa lokal dan internasional.
"Kegiatan ini memberikan kesempatan bagi para mahasiswa untuk merasakan kebersamaan yang mungkin tidak bisa mereka dapatkan di ruang kelas. Mereka tidak hanya belajar dari materi akademis, tetapi juga dari interaksi langsung dengan budaya lain, yang sangat penting dalam membentuk pribadi yang terbuka dan toleran," jelasnya.
Menurutnya, kebersamaan dan saling berbagi pengalaman yang terjadi dalam acara Brave ke-4 ini merupakan langkah awal yang sangat penting dalam menciptakan pemahaman budaya yang lebih mendalam di antara mahasiswa dari berbagai latar belakang.
ADVERTISEMENT
"Ini adalah momen di mana mereka tidak hanya mengenal budaya lain, tetapi juga belajar untuk menghargai perbedaan, yang merupakan esensi dari pendidikan internasional," tambah Handayani.
Salah satu mahasiswa asing asal Timor Leste, Ribeilizho Carrol Lay Gloria Guterres, menyampaikan kegembiraannya karena dapat ikut serta dalam kegiatan ini.
"Saya sangat senang bisa belajar membuat totebag tie dye. Ini adalah pengalaman yang sangat berharga bagi saya. Selain itu, saya juga merasa bahagia bisa bertemu dengan teman-teman dari negara lain dan berbagi cerita serta pengalaman," tuturnya.