Melihat Desain Ruang Publik Ramah Lingkungan di Masa Depan

Konten Media Partner
15 Januari 2023 8:48 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tampilan desain ruang publik yang futuristik dan ramah lingkungan di wilayah perkotaan gagasan dari tim mahasiswa ITS.
zoom-in-whitePerbesar
Tampilan desain ruang publik yang futuristik dan ramah lingkungan di wilayah perkotaan gagasan dari tim mahasiswa ITS.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Meningkatnya jumlah ruang publik di wilayah perkotaan, berdampak pada peningkatan penggunaan energi, biaya operasional, hingga emisi karbon.
ADVERTISEMENT
Hal ini dapat terjadi akibat desain ruang publik yang tidak ramah lingkungan, sehingga banyak energi yang terbuang. Misalnya saja terkait penggunaan listrik dan air.
Berlatar belakang hal itu, tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggagas sebuah desain ruang publik yang futuristik dan ramah lingkungan, serta dapat menghasilkan energi bersih secara mandiri.
Ailsashofa Alfadhila selaku ketua tim mengatakan, dalam desain tersebut ia dan tim menerapkan teknologi tepat guna Piezoelectric Energy dan Payung Pintar.
piezoelectric energy ini akan dipasang di lantai, sedangkan payung pintar akan dibangun di atasnya,” ucap mahasiswi yang akrab dipanggil Ailsa ini, Minggu (15/1).
Ailsa menjelaskan, piezoelectric energy memiliki prinsip tekanan energi kinetik berupa pijakan manusia saat berjalan maupun berlari. Selanjutnya, tekanan yang diberikan kepada lantai akan diubah menjadi listrik.
ADVERTISEMENT
Desain ruang publik gagasan tim mahasiswa ITS yang menerapkan teknologi Piezoelectric Energy dan Payung Pintar.
Sementara untuk desain payung pintar dirancang dengan panel surya untuk mengubah sinar matahari menjadi listrik.
"Nah semua listrik yang dihasilkan tadi akan digunakan untuk operasional ruang publik. Misalnya untuk penerangan ruang terbuka, stasiun pengisian baterai gawai, hingga papan penunjuk jalan. Selain itu, desain payung yang cekung bisa berfungsi sebagai alat tadah hujan untuk menyiram tanaman," jelasnya.
Terkait jenis tanaman yang ditanam, Ailsa mengungkapkan jika tanaman tersebut adalah tanaman yang dapat menyerap emisi karbon. “Misalnya tanaman lidah mertua yang dapat menyerap 46,7 persen gas polutan dan bunga lili sebanyak 25 persen gas karbondioksida,” ungkapnya.
Dengan berbagai penerapan teknologi yang ada, desain unik dan futuristik tersebut berpotensi menarik perhatian masyarakat perkotaan untuk berkumpul dalam ruang publik.
ADVERTISEMENT
Interaksi yang terjadi ini, berpotensi menghidupkan nilai keberlanjutan sosial budaya yang semakin terkikis di kawasan perkotaan. Di samping itu, masyarakat dapat turut berperan langsung dalam menghasilkan energi bersih.
Berkat inovasi ini, tim beranggotakan Ailsa, Retno Dewi Handayani, Fauziyah Nurul Afa, Azkia Laila Azra, dan Izaaz Abdul Harits, berhasil meraih medali perunggu dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) 2022 lalu.
"Semoga gagasan ini dapat membentuk kota masa depan, di mana masyarakat dapat berperan aktif mewujudkan keberlanjutan lingkungan. Bukan hanya sebagai konsumen, namun juga sebagai produsen energi bersih,” harapnya.