Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
9 Ramadhan 1446 HMinggu, 09 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten Media Partner
Melihat Pelaksanaan Gerakan Ramadan Ramah Anak di Surabaya, Seperti Apa?
7 Maret 2025 12:52 WIB
·
waktu baca 4 menit
ADVERTISEMENT
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia (Kemen PPPA RI) telah menginisiasi gerakan Ramadan Ramah Anak di Jakarta, pada Rabu (5/3) lalu. Gerakan ini bertujuan untuk mengajak masyarakat memanfaatkan waktu berkualitas selama Ramadan bersama keluarga dan anak.
ADVERTISEMENT
Selain itu, inisiasi Kemen PPPA ini juga menjadi salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pengasuhan dan penguatan karakter, kapasitas pengasuhan, hingga lingkungan keluarga terhadap anak selama bulan Ramadan.
Menteri PPPA RI Arifah Fauzi mengajak seluruh elemen masyarakat hingga pemerintah daerah untuk dapat menerapkan kegiatan Ramadan Ramah Anak di wilayahnya masing-masing.
“Melalui gerakan ini, kami mengajak masyarakat, pemangku kepentingan, dan khususnya para orang tua serta keluarga untuk mengoptimalkan ibadah di bulan ramadan dengan meningkatkan kualitas pengasuhan di rumah,” kata Menteri PPPA Arifah.
Adanya gerakan ini, ia berharap kepada masyarakat untuk bisa sejenak meninggalkan penggunaan gawai, paling sedikit selama satu jam. Menurut Arifah, dengan cara ini waktu interaksi bersama anak selama ramadan akan semakin maksimal.
ADVERTISEMENT
“Mari kita tinggalkan gawai sejenak, minimal satu jam untuk memaksimalkan interaksi kita dengan anak-anak melalui ibadah bersama selama ramadan. Contohnya, seperti salat berjemaah, tadarus bersama, mendongengkan kisah rasulullah, atau bisa juga mendengarkan cerita dari anak-anak kita,” harapnya.
Tidak hanya itu, dalam kesempatan ini dirinya menambahkan, dengan menggunakan cara tersebut orang tua akan bisa menjalin komunikasi dua arah dengan anak. Melalui komunikasi dua arah, maka akan meningkatkan kedekatan antara orang tua dan anak ke depannya.
“Hal ini tentunya tidak hanya menjadi kenangan indah bagi anak, akan tetapi dengan kegiatan seperti itu juga berkontribusi pada kesehatan jiwa dan meningkatkan resiliensi (kesehatan jiwa) pada anak,” imbuhnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kota Surabaya, Ida Widayati mengatakan, sejauh ini Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya telah menerapkan dan melakukan sosialisasi kepada masyarakat, mengenai teknik kualitas pengasuhan, penguatan karakter, kapasitas pengasuhan, hingga penguatan lingkungan keluarga terhadap anak. Akan tetapi, dengan adanya gerakan Ramadan Ramah Anak, justru akan lebih dimaksimalkan lagi ke depannya.
ADVERTISEMENT
“Sebetulnya itu juga sudah dilakukan melalui Dinas Pendidikan (Dispendik), seperti pengenalan nilai-nilai agama melalui pondok Ramadan di sekolah. Nah, ini konsepnya Kementerian PPPA kan juga begitu, istilahnya seperti pesantren kilat, dan itu sudah dilakukan oleh sekolah,” kata Ida, Jumat (7/3).
Adanya Ramadan Ramah Anak, Ida menyebutkan, justru akan memberikan dampak baik bagi hubungan antara orang tua dan anak. Karena, di kesempatan ini Kemen PPPA mengimbau kepada para orang tua agar tidak menggunakan gawai selama sejam di bulan Ramadan.
“Nah, ini kan untuk mengakrabkan, menguatkan komunikasi antara orang tua dengan anak. Nah, itu sebenarnya juga sudah kita lakukan, bagaimana mengedukasi anak-anak itu melalui kegiatan lainnya, selain itu juga mengedukasi orang tua pada Puspaga Goes to Community itu sudah kami lakukan,” sebutnya.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, lanjut Ida, Ramadan Ramah Anak justru akan menguatkan program-program yang sudah dijalankan oleh Pemkot Surabaya. Maka dari itu, ia akan lebih mensosialisasikan Ramadan Ramah Anak ke masyarakat untuk memaksimalkan waktu antara orang tua dan anak, baik saat menjelang atau setelah berbuka puasa.
“Mungkin anak-anak mau menceritakan hal-hal yang dialami pada saat tidak bertemu dengan orang tua di sekolah, nah itu lah yang harus dikuatkan. Karena ini penting banget, kalau anak hanya diberi gawai tapi tidak perhatian orang tua, maka akan mempengaruhi psikologis anak ke depannya,” lanjutnya.
Menurut Ida, dalam meningkatkan pola asuh terhadap anak, tidak hanya mengandalkan peran seorang ibu, akan tetapi juga perlu adanya peran seorang bapak. Maka dari itu, ia berharap, kepada para orang tua agar menguatkan komunikasi dan meningkatkan perhatian secara fisik terhadap anak.
ADVERTISEMENT
“Karena banyak kasus yang sering terjadi adalah anak kehilangan sosok ayah, dan kehilangan sosok ibu. Mereka mencari perhatian ke luar (rumah), akhirnya mendapatkan perhatian dengan cara yang salah, nah itu salah satu contoh, bahwa komunikasi terhadap orang tua dan anak yang tidak baik,” terangnya.
Ida berharap, adanya Ramadan Ramah Anak, orang tua bisa menjadi sahabat bagi anak-anaknya. Bukan sekadar menjadi sahabat, menurutnya anak-anak juga akan merasa nyaman ketika diajak berkomunikasi dengan orang tua.
“Jadi biar orang tua itu bisa menjadi sahabatnya, bisa menjadi orang tuanya, dan anak nyaman untuk berkomunikasi dengan orang tuanya,” tukasnya.