Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten Media Partner
Melihat Petani Tomat di Surabaya yang Panen 1.000 Kg Per Hari
1 Februari 2020 15:49 WIB
ADVERTISEMENT
Pariwisata Surabaya tak sekadar taman dan pusat perbelanjaan. Bila jalan-jalan ke kawasan Surabaya Barat, tepatnya di Bringin Indah III, Kecamatan Sambikerep, di sana terdapat kebun tomat servo milik Salamun.
ADVERTISEMENT
Lahan seluas dua hektar tersebut ditanami berbagai jenis sayur dan buah seperti tomat servo, kacang panjang, labu putih, hingga melon.
Waktu panennya pun relatif singkat, sekitar 45 hari. Bahkan saat panen tiba, Salamun mengaku bisa mendapatkan 1.000 kilogram tomat servo dalam sehari.
"Sejak panen minggu lalu, sudah ada sekitar 6 ton tomat yang saya panen," ucap pria 62 tahun ini ketika ditemui Basra pada Sabtu (1/2).
Tomat servo adalah jenis tomat yang cocok ditanam di dataran rendah sampai menengah. Bila panen, satu tanaman bisa menghasilkan sekitar 31-53 buah. Kelebihan dari tomat servo adalah toleran dengan iklim panas di ketinggian 145-300 mdpl.
Sehari-hari Salamun dibantu 10 orang yang tergabung dalam Kelompok Tani Bringin Makmur. Hasil panen yang melimpah ini didapat Salamun dengan menerapkan teknik tumpang sari.
Prinsip tumpang sari adalah memadukan dua tanaman untuk menjadi tanaman tumpang dan tanaman sari. Tujuannya untuk mendapatkan berbagai macam jenis tanaman sayur maupun buah dalam satu lahan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, teknik ini juga dapat meningkatkan kesuburan tanah. "Jadi teknik ini saya gunakan untuk menanam tomat dan kacang panjang. Jadi setelah tomat ini panen, kami bisa memanen kacang panjang juga," tuturnya.
Hasil panen tersebut biasanya diambil oleh penadah untuk kemudian dijual kembali. Harga yang ditawarkan pun terbilang murah.
Untuk 1 kilogram kacang panjang dihargai sebesar Rp 7 ribu, sedangkan untuk tomat sekitar Rp 6 ribu.
"Sebagian ada yang saya jual sendiri, kebetulan saya buka toko di depan rumah. Untuk harganya, semakin banyak panen yang saya dapat bisa semakin murah harganya," ucap Salamun.
Meski kerap mendapat untung berlimpah, ia juga mengaku jika pernah mengalami gagal panen. Saat itu, kata Salamun, 12 ribu tanamannya mati karena di makan hama.
"Petani gini kan jarang, nasib-nasiban. Setiap hari harus ngecek lahannya. Kalau ingin sukses kuncinya ya harus rajin dan bisa memanfaatkan peluang," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Kelompok tani Bringin Makmur ini merupakan binaan dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Surabaya. Melalui program binaan tersebut, Salamun dan teman-teman mendapat fasilitas berupa peminjaman alat berat, pompa air, serta obat-obatan untuk menguatkan tanaman.