news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Melihat Sumur Jobong, Peninggalan Majapahit di Surabaya

Konten Media Partner
3 Juli 2019 16:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sumur Jobong peninggalan Majapahit. Foto-foto : Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Sumur Jobong peninggalan Majapahit. Foto-foto : Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
Kerajaan Majapahit termasuk kerajaan terbesar yang pernah ada di Nusantara. Begitu luasnya wilayah kerajaan yang dipimpin Raja Hayam Wuruk ini, membuat banyak peninggalannya ditemukan di sejumlah titik di Surabaya. Salah satunya, Sumur Jobong Majapahit di kawasan Pandean Gang 1, RT 1 RW 13, Kelurahan Peneleh, Kecamatan Genteng, Surabaya.
ADVERTISEMENT
Sumur Jobong peninggalan kerajaan Majapahit ini terletak di tengah jalan yang kini telah ditutup pintu besi.
"Baru selesai dibuatkan penutup agar keberadaan Sumur Jobong tetap lestari dan warga tetap bisa berlalu lalang," ujar Ida Armawati, perangkat RT setempat saat ditemui Basra, Rabu (3/7).
Ida lantas menuturkan bahwa Sumur Jobong itu pertama kali ditemukan pada 31 Oktober 2018. Kala itu sedang ada pengerjaan proyek gorong-gorong di kawasan tersebut.
Saat ditemukan, lanjut Ida, di dalam Sumur Jobong juga terdapat sejumlah fosil, batu bata, dan tembikar.
Tim Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim di Trowulan, seperti dikatakan Ida, telah memastikan bahwa Sumur Jobong tersebut merupakan peninggalan kerajaan Majapahit.
"Setelah diteliti tim dari Trowulan, Sumur Jobong seperti ini banyak terdapat pada situs-situs permukiman pada masa Hindu-Budha, khususnya di Trowulan yang merupakan bekas Ibu Kota Majapahit," paparnya.
ADVERTISEMENT
Jika Sumur Jobong tersebut berhasil diidentifikasi, lanjut Ida, maka lain halnya dengan fosil-fosil yang ditemukan dalam Sumur Jobong tersebut. Fosil-fosil tersebut hingga kini masih belum bisa teridentifikasi.
Sumur Jabong.
"Fosil-fosilnya masih ada di Unair (Universitas Airlangga), masih belum bisa diidentifikasi dan katanya mau dibawa ke Bandung untuk penelitian lebih dalam," tukas wanita yang rumahnya tak jauh dari lokasi penemuan Sumur Jobong tersebut.
Ida dan warga setempat pun berterima kasih atas upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melestarikan keberadaan Sumur Jobong tersebut dengan membuat penutup besi diatasnya.
"Diberi penutup dan samping-sampingnya diberi dinding sebagai pelindung. Ibu (Wali Kota Risma, red) bilang kalau pembuatan penutup Sumur Jobong itu terinspirasi dari China untuk melindungi benda-benda purbakala," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Sejak tersiar kabar penemuan Sumur Jobong tersebut, diakui Ida kampungnya cukup ramai dikunjungi orang untuk sekadar melihat Sumur Jobong tersebut.
"Dari komunitas sejarah, pejabat, anak-anak mahasiswa, sampai keluarga keturunan Belanda banyak yang datang ke sini untuk lihat Sumur Jobong. Alhamdulillah, kampung kami makin dikenal orang," simpulnya seraya tersenyum. (Reporter : Masruroh / Editor : Windy Goestiana)