Mengapa Anak Selalu Jadi Pelampiasan Kemarahan Orang Tua?

Konten Media Partner
26 November 2022 7:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi penganiayaan anak. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi penganiayaan anak. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Kasus penganiayaan berujung kematian bocah perempuan berusia 6 tahun di Surabaya oleh ibu kandungnya, membuka mata banyak pihak tentang pentingnya support sistem dari keluarga dalam pengasuhan anak bagi single parent. Sebagaimana diketahui bocah malang tersebut tinggal bersama sang ibu tanpa adanya figur seorang ayah.
ADVERTISEMENT
Bocah malang tersebut kerap menjadi sasaran amarah sang ibu apabila dirasa tidak dapat melaksanakan apa yang diperintahkan sang ibu.
Diungkapkan Dr. Ike Herdiana, M.Psi., Psikolog sekaligus Dosen Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, jika karena status orang tua tunggal membuat yang bersangkutan tidak nyaman secara mental, sebaiknya cari dukungan dari keluarga yang lain untuk mendukung pengasuhan pada anaknya.
"Intinya jangan sampai anak menjadi korban dari perpisahan orang tuanya. Jika yang bersangkutan masih emosi karena harus berusaha hidup sendiri penuh tekanan hidup, maka delegasikan pengasuhan pada kerabat atau saudara yang lain," ujar Ike kepada Basra, Sabtu (26/11).
"Perpisahan sedikit banyak pasti membawa pengaruh pada stabilitas psikososial seseorang. Dan lingkungan juga jangan diam saja, kalau melihat ada indikasi tersebut segera ambil alih pengasuhan anak dan dukung ibunya untuk mendapatkan pertolongan profesional," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Ike, keluarga harus memberikan dukungan pada ibu tunggal. Salah satunya membantu dalam hal pengasuhan anak, jika ibunya harus bekerja. Sekaligus memperhatikan kebutuhan psikologis ibu, mendukung untuk mendapatkan layanan profesional jika terlihat ada tindakan-tindakan yang di luar kewajaran, seperti melakukan kekerasan terhadap anak, dan lainnya.
"Lingkungan dan pengasuhan berkontribusi terhadap keadaan anak. Jika anak berada di lingkungan yang rentan, maka anak juga akan memperlihatkan perilaku-perilaku yang sulit, misalnya gampang rewel," jelasnya.
Ditegaskan Ike, pendekatan kepada anak harus dengan kasih sayang, tidak dengan kekerasan. Jika anak melakukan kesalahan (menurut cara pandang orang tua) maka itu wajar karena dia masih anak-anak yang membutuhkan bimbingan.
"Kekerasan orang tua terhadap anak faktornya sangat beragam, mulai dari kemiskinan dan tekanan hidup, kurangnya pengetahuan orang tua, atau orang tua yang memiliki kepribadian tertentu yang memungkinkan melakukan kekerasan, seperti temperamen, tidak mampu mengelola emosi dengan baik dan lainnya. Jika masih emosi karena harus berusaha hidup sendiri penuh tekanan hidup, maka delegasikan pengasuhan anak pada kerabat atau saudara yang lain," tandasnya.
ADVERTISEMENT