Mengenal Beda Disinfektan dan Antiseptik untuk Membunuh Virus serta Bakteri

Konten Media Partner
30 Maret 2020 11:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gambar oleh mohamed Hassan dari Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Gambar oleh mohamed Hassan dari Pixabay
ADVERTISEMENT
Selain hand sanitizer dan masker, disinfektan menjadi salah satu barang yang paling dicari di tengah merebaknya COVID-19 seperti sekarang.
ADVERTISEMENT
Guna mengetahui lebih lanjut apa itu disinfektan dan manfaatnya, Dr. Retno Sari, MSc., Apt. dosen di Fakultas Farmasi Universitas Airlangga (Unair) menjelaskan, disinfektan merupakan suatu bahan kimia yang mampu menghancurkan mikroorganisme, tetapi tidak dapat menghancurkan spora bakteri.
"Disinfektan tidak membinasakan semua mikroorganisme, tapi mengurangi jumlah mikroorganisme sampai batas jumlah yang tidak membahayakan kesehatan," ucap Retno, Senin (30/3).
Retno menuturkan, disinfektan berbeda dengan antiseptik. Menurutnya, antiseptik lebih ditujukan untuk bahan yang digunakan pada kulit atau manusia. Salah satu contohnya adalah hand sanitizer.
Untuk membuat kedua cairan tersebut, terdapat beberapa syarat bahan yang harus diperhatikan. Di antaranya bekerja dengan baik dalam waktu singkat, dapat digunakan untuk semua jenis mikroorganisme, ditoleransi dengan baik oleh kulit, mukosa, dan luka, toksisitas rendah, serta bau tidak mengganggu.
ADVERTISEMENT
“Kerja dari bahan disinfektan atau antiseptik dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti konsentrasi, waktu kontak, pH, jenis mikroorganisme, luas area terkontaminasi, bahan organik, dan formulasinya,” tuturnya.
Cairan yang umum digunakan untuk antiseptik adalah etanol, isopropyl alkohol, iodine (povidone-iodine), klorheksidin, triklosan, dan timol. Sementara bahan yang biasanya digunakan untuk disinfektan adalah formaldehid, H2O2, Natrium hipoklorida, hidroksi toluen atau kresol.
Gambar oleh mohamed Hassan dari Pixabay
“Hal yang perlu diperhatikan adalah bahan antiseptik atau disinfektan pada pemakaian yang tidak sesuai dapat menyebabkan iritasi pada kulit, mukosa, hingga saluran pernapasan,” jelasnya.
Lantas bagaimana langkah yang tepat untuk membunuh mikroorganisme pathogen yang dapat menginfeksi manusia atau hewan?
Menurut Retno, langkah yang baik untuk mengurangi atau menghilangkan mikroorganisme guna mencegah penularan penyakit infeksi adalah dengan menjaga kebersihan lingkungan dan tubuh.
ADVERTISEMENT
Pembersihan lingkungan yang dimaksud adalah menghilangkan sampah, kotoran, dan debu. Hal ini dapat dilakukan dengan menyapu, membersihkan dengan kain atau mengepel lantai dengan cairan pembersih yang aman.
Sementara disinfeksi bisa dilakukan dengan sparing, wiping, mopping, submersion, fogging, dan fumigation.
“Untuk ruangan yang lebih luas sebaiknya dilakukan dengan penyemprotan dengan uap atau asap,” tutupnya.