Mengenal Hewan Transgenik dari AS yang Dipakai dalam Uji Vaksin Merah Putih

Konten Media Partner
15 April 2021 16:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pixabay.
zoom-in-whitePerbesar
Pixabay.
ADVERTISEMENT
Penelitan vaksin merah putih karya tim peneliti dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya saat ini masih dalam tahap uji hewan.
ADVERTISEMENT
Dalam tahap tersebut, pihak peneliti menggunakan hewan transgenik yang didatangkan langsung dari Amerika Serikat sebagai hewan uji.
Lalu apa itu hewan transgenik?
Menjawab hal itu, Dosen Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Wijaya Kusuma (FKH UWK) Surabaya, Dr drh Era Hari Mudji., MVet, menjelaskan, bahwa transgenik merupakan sebuah potensi rekayasa genetik, baik hewan maupun tumbuhan.
Terkait hewan transgenik yaitu hewan yang di dalam tubuhnya diinjeksikan DNA dari hewan lain. Misalnya, tikus putih betina dikawinkan dengan tikus putih jantan. Lalu terjadi pembuahan, dan hasil pembuahan tersebut adalah perkawinan DNA. DNA itulah yang akan disuntikkan ke tikus lain dari spesies yang sama.
"Jadi hewan transgenik ini tujuannya untuk percepatan pertumbuhan hewan, lalu melihat kekebalan tubuh hewan. Karena untuk hewan uji, terutama untuk vaksin kan dibutuhkan kualifikasi tertentu," kata Dr. Era ketika dihubungi Basra, Kamis (15/4).
ADVERTISEMENT
Menurutnya, untuk mendapatkan hewan coba dengan kualifikasi tertentu saat ini masih sulit lantaran populasi atau jenis hewan yang digunakan sedikit. Oleh sebab itu, adanya transgenik dapat membantu mengatasi hal tersebut.
"Apalagi ini kriterianya bukan hanya berat badan atau percepatan pertumbuhan saja. Tapi bagaimana hewan yang benar-benar dia punya kualifikasi tentang kekebalan, sehingga virus yang dimasukkan ke dalam tubuh bisa menghasilkan vaksin yang benar-benar handal dan tidak menimbulkan gejala klinis yang sangat berarti atau signifikan. Kalau tidak dengan transgenik, ini akan sulit," jelasnya.
Dr. Era menuturkan, jika ada beberapa hewan seperti tikus putih, ayam, hingga primata yang biasa digunakan sebagai hewan uji dalam sebuah penelitian.
"Yang biasanya transgenik menyerupai manusia adalah primata seperti kera atau monyet. Karena struktur tubuh, struktur fisiologisnya, struktur metabolisme tubuhnya hampir seperti manusia," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Terkait dalam uji vaksin, Wakil Dekan II FKH UWK Surabaya ini mengatakan jika hewan yang digunakan harus sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Salah satunya yakni mempunyai kekebalan tubuh yang kuat.
"Kalau kita hanya sekadar ambil dan sekadar suntik aja, hewan ini bisa cepat mati. Jadi ada kualifikasi juga. Salah satunya dengan transgenik. Karena ini bisa membantu mempercepat populasi hewan juga," ucapnya.
Dengan adanya penelitian vaksin buatan anak bangsa ini diharapkan bisa segera rampung dan dimanfaatkan oleh masyarakat luas.
"Kan lebih baik menggunakan vaksin buatan kita sendiri. Jadi masyarakat juga bisa percaya. Karena kita akan tau bagaimana efek sampingnya. Karena kan kalau buatan anak negeri ini sudah disesuaikan dengan kondisi masyarakat indonesia sendiri," pungkasnya.
ADVERTISEMENT