Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Konten Media Partner
Mengenal Hipoglikema yang Pernah Dialami Menkes Budi Gunadi Sadikin
22 Februari 2025 7:39 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin belum lama ini mengalami hipoglikemia setelah berlari sejauh tujuh kilometer. Ia mengalami pusing, kehilangan keseimbangan, dan akhirnya terjatuh hingga mengalami luka di kelopak mata.
ADVERTISEMENT
Kejadian ini menunjukkan bahwa hipoglikemia tidak hanya menyerang penderita diabetes, tetapi juga dapat terjadi pada siapa saja dengan kondisi tertentu.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Endokrin-Metabolik-Diabetes Universitas Airlangga (Unair) dr Hermina Novida SpPD KEMD FINASIM memberikan tanggapannya terkait kasus ini.
Ia menjelaskan bahwa hipoglikemia adalah kondisi kadar gula darah di bawah normal yang dapat terjadi bukan hanya pada penderita diabetes, tetapi juga akibat faktor medis dan non-medis lainnya.
“Hipoglikemia tidak hanya dialami oleh penderita diabetes, tetapi juga bisa terjadi akibat aktivitas fisik berlebihan, kurangnya asupan kalori, atau gangguan pada metabolisme insulin,” jelas Hermina, dalam keterangannya, seperti dikutip Basra, Sabtu (22/2).
Hermina mengungkapkan bahwa beberapa kondisi medis yang dapat menyebabkan hipoglikemia, seperti aktivitas fisik berlebihan yang meningkatkan sensitivitas insulin dan penggunaan kalori. Selain itu, ia menyebut bahwa puasa yang terlalu panjang, serta berkurangnya cadangan glikogen pada pasien dengan berat badan rendah atau penyakit liver kronis dapat menjadi faktor pemicu.
ADVERTISEMENT
“Terdapat pula faktor lain, seperti tumor tertentu yang mempengaruhi kerja insulin, pengaruh obat-obatan, serta kondisi infeksi akut atau kritis yang mengganggu asupan kalori. Selain itu, kadar insulin yang terlalu tinggi akibat insulinoma atau penyakit ginjal kronik juga bisa menjadi penyebab,” jelasnya.
Faktor non-medis juga berperan dalam memicu hipoglikemia, seperti pola makan yang tidak teratur serta komposisi makanan yang tidak seimbang. Dokter Hermina mengungkapkan bahwa stres dan kurang istirahat juga dapat menyebabkan seseorang melewatkan makan dan mengalami penurunan nafsu makan sehingga asupan kalori terganggu.
“Ketika asupan kalori terganggu akibat pola makan yang tidak teratur, tubuh tidak memiliki cadangan energi yang cukup, sehingga risiko hipoglikemia semakin meningkat,” ungkap Hermina.
Untuk mencegah Hipoglikemia, Hermina menekankan pentingnya pola makan yang teratur dengan komposisi seimbang. Selain itu, ia menyarankan untuk selalu memantau detak jantung saat beraktivitas fisik serta memantau kadar gula darah bagi penderita diabetes atau mereka yang memiliki riwayat hipoglikemia.
ADVERTISEMENT
“Olahraga secara rutin sangat baik, tetapi hindari aktivitas yang terlalu berat. Pastikan tubuh dalam kondisi fit sebelum berolahraga. Selain itu, sebaiknya konsumsi camilan sebelum olahraga untuk mencegah turunnya kadar gula darah secara drastis,” tambahnya.
Kepada masyarakat, Hermina berpesan untuk perlu lebih memahami tanda-tanda awal hipoglikemia serta cara mengatasinya.
“Peningkatan edukasi melalui media sosial mengenai gejala awal, pertolongan pertama, serta pencegahan hipoglikemia juga sangat kita perlukan agar masyarakat dapat lebih waspada,” pungkasnya.