Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
Mengenal Kanker Kepala dan Leher yang Disebabkan Infeksi HPV
26 Oktober 2022 11:08 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Kanker leher dan kepala di Indonesia memang tak populer namanya seperti halnya kanker payudara maupun kanker serviks. Namun penderita kanker leher dan kepala di Indonesia cukup banyak. Hal ini seperti diungkapkan Wakil Dekan 1 Fakultas Kedokteran (FK) Unair, Dr. Ahmad Chusnu Romdhoni, dr., Sp.THT-KL(K), FICS.
ADVERTISEMENT
"Di Indonesia cukup banyak. Namun pada saat pandemi kemarin orang-orang tidak berani berobat, sekarang muncul semuanya. Jadi kasusnya kesannya bertambah banyak," ujarnya saat ditemui usai kegiatan Adjunct Professor Inauguration Departemen THT-KL, Selasa (25/10) kemarin.
Kanker kepala dan leher adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sejumlah tumor ganas yang berbeda yang berkembang di sekitar jaringan dan organ kepala serta leher. Ini termasuk kanker laring, tenggorokan, bibir, mulut, hidung, sinus, dan kelenjar liur.
Merokok dan minum minuman beralkohol menjadi faktor risiko terbesar untuk kanker jenis ini. Namun Ahmad menegaskan kanker kepala dan leher tidak hanya berisiko tinggi pada orang-orang dengan gaya hidup yang kurang baik (perokok).
"Seperti yang disampaikan Prof Razif bahwa saat ini yang sakit (kanker kepala dan leher) tidak hanya yang memiliki kebiasaan jelek, seperti merokok. Tapi yang tidak melakukan itu juga bisa kena. Nah ini yang sedang kita cermati, faktor-faktor apa saja yang bisa menyebabkan itu," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Salah satu faktor itu, lanjut Ahmad, adalah infeksi Human papillomavirus (HPV). Virus ini sama dengan virus yang menyebabkan kanker serviks.
Ditemui dalam kesempatan yang sama, Prof. Dr. Mohd Razif Mohammad Yunus dari University Kebangsaan Malaysia mengungkapkan, pasien kanker kepala dan leher yang disebabkan karena infeksi virus HPV di Eropa angkanya cukup tinggi.
"Jadi informasi ini perlu diberitahukan kepada masyarakat luas," tandasnya.
Razif menuturkan, kebanyakan pasien kanker kepala dan leher yang datang ke fasilitas layanan kesehatan apabila tumbuh benjolan di leher.
"Benjolan di leher, artinya kankernya sudah turun ke nesofaring. Dari hidung turun ke leher. Kadang-kadang pasien datang dengan kondisi hidung berdarah, susah menelan makanan, dan suara parau," tukasnya.