Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
Mengenal Kondisi Hidrophobia Setelah Digigit Hewan Berabies
25 Juni 2023 12:25 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Belakangan, kasus rabies tengah menjadi perbincangan masyarakat. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, hingga April 2023 tercatat sudah ada 31.113 kasus gigitan hewan penular rabies.
ADVERTISEMENT
Dari data tersebut 23.211 kasus gigitan sudah mendapatkan vaksin anti rabies, dan 11 kasus kematian di Indonesia.
Lantas, bagaimana dampak rabies pada manusia?
Menjawab hal itu, Dosen Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga (FKH Unair), Dr Nusdianto Triaksono drh MP mengatakan, penyakit rabies memiliki berbagai macam nama, seperti Lyssa atau Hidrofobia.
Namun, di Indonesia lebih dikenal sebagai penyakit anjing gila. Terkait penularan rabies, bisa terjadi dari hewan ke manusia atau hewan ke hewan melalui gigitan.
“Virusnya itu banyak di sekitar mulut, khususnya saliva atau liur. Melalui gigitan atau cakaran, maka virus bisa terbawa menembus kulit dan masuk ke dalam tubuh,” kata Nusdianto, Minggu (25/6).
Ia menjelaskan, saat terjadi luka terbuka pada kulit dan terkena jilatan hewan rabies, maka ada kemungkinan virus masuk ke dalam tubuh.
ADVERTISEMENT
“Jika kulit terbuka karena tergores atau luka, maka agen infeksi seperti bakteri atau virus termasuk virus rabies bisa saja masuk ke jaringan di bawah kulit dengan mudah,” jelasnya.
Lebih lanjut, Wakil Direktur Bidang Pelayanan Medis, Pendidikan, Penelitian, dan Keperawatan Veteriner Rumah Sakit Hewan Pendidikan Unair ini mengungkapkan, bahwa virus rabies dapat merusak otak dan membuat sistem saraf pusat tidak bekerja dengan baik.
“Di mana pun bagian tubuh yang digigit, virus ini akan berakhir di otak atau sistem saraf pusat.
Hal ini tidak hanya terjadi pada hewan, tapi juga pada korban gigitannya dengan case fatality rate hampir 100 persen. Artinya, korban gigitan anjing penderita rabies umumnya meninggal dunia," ungkapnya.
Guna mencegah terpaparnya virus rabies, Nusdianto menyebut vaksinasi perlu dilakukan. "Apalagi vaksin rabies sudah tersedia, sehingga masyarakat diharapkan lebih proaktif dalam memanfaatkannya. Vaksin rabies bisa dilakukan sekali dalam satu tahun. Masyarakat bisa menghubungi dokter hewan atau dinas peternakan setempat untuk mendapatkan," tukasnya.
ADVERTISEMENT