Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten Media Partner
Mengenal Ma'am Diyah, Guru Berprestasi yang Serba Bisa dari Surabaya
26 November 2019 17:39 WIB
ADVERTISEMENT
Ma'am Diyah, begitulah murid-murid SMP Negeri 6 Surabaya menyapa guru Bahasa Inggris mereka yang bernama lengkap Eka Fadiyah Wati. Sosok Diyah memang spesial, di usia yang baru 34 tahun dia sudah mengantongi belasan penghargaan di bidang pendidikan.
ADVERTISEMENT
Di antaranya menjadi Guru Idola versi Jawa Pos 2017, Juara 1 Guru Terbaik – Eco Person of the Year 2017 jenjang SMP, Juara 1 Guru Pembina Terinspiratif 2018 se-Surabaya, Guru Berprestasi 2019, serta menjadi Juara 1 Guru Pembina Terbaik Penganugerahan Pangeran dan Putri Lingkungan Hidup 2017, 2018, dan 2019.
Diyah memang guru serba bisa. Tak hanya fasih berbahasa Inggris tapi juga bisa bahasa pemrograman yang dipakainya untuk membuat aplikasi mobile. Hasilnya, dia sudah punya dua aplikasi pembelajaran bernama My Eco dan Eling (English Learning).
Aplikasi My Eco di Android berisi segala informasi tentang lingkungan. Mulai dari kamus lingkungan, mengenal aneka jenis sampah, cara mengelola energi dan sumber keanekaragaman hayati, menjaga air, dan makanan. Bahkan di aplikasi My Eco anak-anak bisa berlatih soal dan bermain game.
Sedangkan aplikasi Eling berisi tentang latihan soal bahasa Inggris yang menyenangkan untuk jenjang SD dan SMP.
ADVERTISEMENT
"Saya belajar ke adik saya gimana bahasa pemrograman itu. Lalu saya praktikkan sendiri. Mulai dari memilih kontennya, mendesain, dan programming-nya sendiri. Kalau ditanya kok bisa masih ada waktu, diusahakan selalu ada. Kalau kita ingin jadi luarbiasa kita enggak bisa terus-terusan melakukan hal yang biasa-biasa saja kan?," kata Diyah saat ditemui Basra, Selasa (26/11).
Dari rasa senang belajar, Diyah yang dulu masih jadi pengajar di sebuah lembaga kursus bahasa Inggris dan komputer, tak menyia-nyiakan kesempatan belajar banyak hal. "Saat itu ada tawaran dari atasan untuk belajar komputer, ya saya ambil. Dari sana saya belajar desain, pagemaker, microsoft office, banyaklah," kata Diyah yang pernah Juara 2 Media Pembelajaran Apresiasi Guru 2018 dari Dinas Pendidikan Kota Surabaya ini.
ADVERTISEMENT
Bahkan aplikasi Eling yang baru dibuat Diyah masuk dalam 10 besar Kompetisi Aplikasi Mobile Kihajar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI 2019 pada September lalu. Dari 10 nominator yang terpilih, Diyah menjadi satu-satunya guru perempuan yang lolos dari 1.048 pembuat aplikasi.
"Murid-murid di sini tahu kalau saya kalau kasih tugas selalu anti mainstream. Kalau ada tugas, saya minta mereka menjawab di Google Form, atau pakai komik digital. Mereka juga saya latih membuat presentasi yang atraktif untuk bekal mereka nanti di SMA," kata Diyah.
Bukan hanya murid yang senang dengan sosok Diyah yang serba bisa. Para guru di SMP Negeri 6 pun banyak merasa terbantu dengan kepribadian Diyah yang ringan tangan. Salah satunya saat Diyah mengusulkan sistem koreksi ujian yang cepat dan efisien dengan memakai aplikasi Android.
ADVERTISEMENT
"Jadi guru-guru kerjanya lebih mudah karena lembar jawaban anak-anak tinggal difoto, scan, langsung keluar nilainya. Cepat, mudah, dan biayanya murah," kata Diyah saat menunjukkan aplikasi Zipgrade pada Basra.
Pada saat audisi Pemilihan Pangeran dan Putri Lingkungan Hidup 2019 yang digelar Tunas Hijau berlangsung, Diyah jugalah yang menjadi motor penggerak bagi siswa-siswanya.
Diyah dengan cekatan mendekati beberapa restoran dan hotel di Surabaya untuk mengumpulkan minyak jelantah. Tanpa ragu dan sungkan, Diyah melobi pengelola hotel dan restoran tersebut untuk mau menyerahkan minyak bekas memasak mereka pada peserta Pangeran dan Putri Lingkungan Hidup SMPN 6.
"Lama-lama mereka juga penasaran buat apa minyak jelantah bekas itu. Setelah saya jelaskan bisa dibuat pengharum ruangan, kaget mereka. Malah sekarang kami diberi tempat untuk jualan olahan limbah jelantah di hotel," kata Diyah yang menjadi kandidat Eco Person of The Year 2019 ini.
ADVERTISEMENT
Pengharum ruangan dari minyak jelantah yang dimaksud Diyah adalah karya Christabel Ariowina, siswi kelas 8 SMPN 6. Abel membuat pengharum ruangan dengan wewangian bunga dan buah-buahan yang dijual seharga Rp 5 ribu. Omzetnya pun menyentuh angka jutaan rupiah per bulan.
"Kata orang kalau mewujudkan mimpi sendiri itu sudah biasa. Tapi kalau kita bisa membantu mewujudkan mimpi orang lain, itu baru luarbiasa. Apa yang saya lakukan ya membantu anak-anak meraih impian mereka," kata Diyah yang pernah menjadi Guru Pendamping Millenium Kids Australia 2017 ini.
Live Update
PSSI resmi mengumumkan Patrick Kluivert sebagai pelatih baru timnas Indonesia, Rabu (8/1). Pelatih asal Belanda ini akan menjalani kontrak selama dua tahun, mulai 2025 hingga 2027, dengan opsi perpanjangan kontrak. Kluivert hadir menggantikan STY.
Updated 8 Januari 2025, 18:59 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini