Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Mengenal Metode Otoacoustic Emission, Tes Pendengaran pada Bayi Usia 2 Hari
20 Oktober 2020 17:00 WIB

ADVERTISEMENT
Kemampuan anak mempelajari banyak hal tergantung pada kemampuannya mendengar.
ADVERTISEMENT
Karenanya sangat penting dilakukan tes atau skrining pendengaran sejak dini. Salah satu tes pendengaran yang banyak digunakan pada bayi adalah Otoacoustic emission (OAE).
"OAE adalah skrining pendengaran untuk menilai sela rambut yang terdapat di rumah siput atau koklea. Tes ini menggunakan alat berbentuk headset yang dapat mengukur getaran suara dalam liang telinga. OAE dapat dilakukan pada bayi yang berusia dua hari," jelas Maria Fourta dari Klinik Hearing Vision Surabaya, kepada Basra, Selasa (20/10).
Lebih lanjut Maria mengungkapkan tes OAE ini dilakukan tanpa invasi. Sehingga tes ini akan aman dari rasa sakit. Tes OAE dilakukan untuk mengukur gelombang suara di dalam rongga telinga.
Petugas medis akan memasukan alat kecil yang mengeluarkan suara berdetik ke dalam telinga bayi. Kemudian komputer akan merekam respon pendengaran terhadap suara yang masuk itu.
ADVERTISEMENT
"OAE bekerja sebagai stimulan sekaligus receiver. Stimulus yang dipancarkan melalui headset tersebut kemudian ditangkap oleh sel rambut dengan sebelumnya telah terlebih dahulu menggetarkan gendang telinga dan melalui tulang pendengaran," papar Maria.
Stimulus yang tertangkap oleh sel rambut ini, lanjut Maria, kemudian menghasilkan getaran yang kembali ditangkap oleh receiver. Setelah getaran diterima oleh receiver, barulah dapat diputuskan mengenai baik atau tidaknya fungsi koklea berdasarkan perbedaan amplitudo yang telah diterima.
"Hasilnya berupa grafik dengan tulisan 'pass' jika menunjukkan fungsi rumah siput baik, yang berarti gelombang suara dapat diubah menjadi gelombang listrik di rumah siput. Sebaliknya jika ada masalah pada pendengaran maka akan muncul tulisan 'refer'," jelasnya lagi.
Maria mengungkapkan ada beberapa penyebab bayi tidak lolos tes OAE atau hasilnya 'refer'. Antara lain akibat bayi terlalu aktif bergerak saat dilakukan pemeriksaan, atau ada sisa cairan selama persalinan yang tertinggal di dalam rongga telinga. Atau memang terdapat gangguan pendengaran pada bayi tersebut. Bayi yang tidak lolos pemeriksaan tes pendengaran OAE akan memerlukan pemeriksaan tambahan lainnya.
ADVERTISEMENT
"Jika hasilnya 'pass' tapi bayi tersebut berisiko seperti lahir prematur, tingkat bilirubin tinggi, meningitis, riwayat Toxoplasmosis, Rubella, Cytomegavirus, dan Herpes pada kehamilan dan faktor genetik maka tes pendengaran perlu diulang saat usianya satu bulan," tukas Maria.
Bila semua hasil pemeriksaan menunjukkan nilai yang normal, maka dilakukan pemantauan perkembangan bicara. Selanjutnya diteruskan dengan pemantauan fungsi pendengaran tiap 3-6 bulan sampai umur 3 tahun. Namun bila hasilnya kurang baik atau 'refer', maka akan dilanjutkan dengan pemeriksaan selanjutnya yakni BERA tone burst.