Mengenal Prof Suprapto Ma'at, Penemu Obat Herbal untuk Kekebalan Tubuh

Konten Media Partner
7 Januari 2022 16:31 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mengenal Prof Suprapto Ma'at, Penemu Obat Herbal untuk Kekebalan Tubuh
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Indonesia merupakan salah satu negara dengan keanekaragaman hayati yang cukup tinggi. Tidak kurang dari 30.000 spesies tumbuhan ada di hutan tropis Indonesia. Dari jumlah tersebut sekitar 9.600 spesies yang diketahui memiliki khasiat obat.
ADVERTISEMENT
Melimpahnya tanaman berkhasiat obat di Indonesia menjadikan penelitian tentang obat herbal lebih menjanjikan. Dan ini telah dibuktikan oleh Prof. Dr. Suprapto Ma`at, M.S., Apt, Guru Besar Bidang Patologi Klinik pada Fakultas Kesehatan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa).
"Kalau kita mau meneliti obat atau menemukan suatu obat lalu kita menang dengan obat kimia, itu rasanya omong kosong. Karena apa? Teknologi kimia sintensis Indonesia sudah tertinggal 100-200 tahun. Jadi tidak mungkin penelitian menggunakan bahan kimia dilakukan di Indonesia. Satu-satunya kalau kita mau menemukan obat asli Indonesia, hanya dengan obat herbal," tegas Prof Ma'at kepada Basra, Jumat (6/1).
Prof Ma'at merupakan penemu obat Stimuno yang bermanfaat untuk meningkatkan sistem imun tubuh, dan Psidii yang bermanfaat untuk mempercepat peningkatan jumlah trombosit pada pasien demam berdarah dengue.
ADVERTISEMENT
Sebagai seorang penemu ia tercatat sebagai pemilik pabrik obat Tradimun (Stimuno) dan Pemilik Industri Obat Tradisional Tradimun Mitra Sejahtera.
Hasil penelitian Prof Ma'at telah mendapat paten dari Dirjen HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual Indonesia) pada tahun 2008. Selain itu, ia menerima penghargaan BJ Habibie Technology Award 2008 dari Habibie Center atas jasa dan prestasinya melalui riset aplikatif tanaman meniran untuk Stimuno.
"Ekstrak meniran yang dikemas dalam Stimuno adalah immnunomodulator yang bersifat imunostimulator atau dapat merangsang sistem imun agar fungsi dan aktivitasnya meningkat dan siap bekerja optimal menghadapi invasi mikroba dan virus. Stimuno telah teruji dengan baik yakni dengan 15 uji klinis. Obat herbal ini juga telah memperoleh sertifikat Fitofarmaka dari BPOM," jelas pria kelahiran Banyuwangi 18 Desember 1948 ini.
ADVERTISEMENT
Tanaman meniran (Phyllanthus niruri L.), kata Prof Ma'at, di Indonesia secara turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan beragam penyakit seperti diare, malaria, sariawan, batu ginjal, sakit kuning, ayan, sakit gigi, gonorhoe, dan antiradang.
Sebelum aktif di bidang ilmu kekebalan tubuh (immunologi), Prof Ma'at banyak berkecimpung di dunia bioteknologi dan menjadi otak lahirnya berbagai vaksin penting, seperti vaksin penyakit mulut dan kuku, vaksin anthrax, dan vaksin brucella.
Ia lalu gencar meneliti khasiat berbagai tanaman, seperti meniran dan tumbuhan obat lain seperti waluh jipang (Sechium edule) yang berkhasiat menurunkan hipertrigliseridemia, daun jambu biji (Psidium guajava) yang berkhasiat memperbaiki permeabilitas pembuluh darah dan mengatasi DBD.
Di masa pandemi seperti sekarang Prof Ma'at tak menampik jika produk (herbal) untuk meningkatkan kekebalan tubuh banyak diburu warga. Dia pun menyayangkan banyak iklan tentang obat herbal untuk kekebalan tubuh yang banyak berseliweran di televisi.
ADVERTISEMENT
"Tidak semua obat herbal yang diiklankan itu sudah teruji secara klinis. Masyarakat jangan terkecoh, harus pandai memilih obat herbal," ingatnya.