Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Mewarnai kain dengan teknik Shibori belakangan ini makin digemari. Bagi yang belum tahu, Shibori adalah cara mewarnai kain dengan mencelupkan kain pada zat pewarna alami dan memberikan ‘perlindungan’ pada bagian kain tertentu yang tidak ingin diwarnai.
ADVERTISEMENT
Bagian yang dilindungi dari warna itulah yang akan dilipat, dililit, bahkan diikat dengan benang.
Menurut Andri Setiawan, Dosen Seni dan Budaya dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), pewarnaan kain dengan teknik Shibori relatif sederhana.
Karena kain cukup dilipat hingga berbentuk kotak kecil atau segi tiga, lalu tinggal dicelupkan ke warna-warna yang diinginkan. Caranya dengan mengucurkan pewarna ke kain yang telah dilipat dan memerasnya.
“Siapa pun bisa melakukannya. Tidak perlu pakai teknik-teknik mencanting dan sebagainya. Simpel dan mudah,” ujar Andri Setiawan pada Basra, Rabu (22/1).
Teknik Shibori diajarkan kepada mahasiswa semester ganjil untuk tiga program studi yakni Pendidikan Guru PAUD, Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), dan Pendidikan Guru Bahasa Inggris. Ini adalah mata kuliah seni rupa yang hukumnya wajib diikuti dan ditempuh mahasiswa.
ADVERTISEMENT
“Kami harapkan, nantinya mata kuliah ini bisa mereka kembangkan untuk berwirausaha, bisa juga nanti mereka ajarkan ke anak-anak didiknya saat mereka menjadi guru, baik di PAUD atau di SD. Semua ini akan berguna,” tutur Andri.
Bila ingin praktik pewarnaan Shibori cukup siapkan alat dan bahan berupa kain putih yang biasa disebut dengan primisima, pewarna batik remasol, karet gelang, tali rafia, botol air mineral yang tutupnya berlubang, gelas air mineral, kelereng atau batu kecil, air secukupnya, tas kresek, dan waterglass.
"Pembuatan batik dengan teknik Shibori cukup sederhana. Karena si pembuat dapat memanfaatkan beraneka ragam barang yang ada disekitar. Teknik ikat celupnya pun tergantung dari si pembuat, ingin membentuk pola yang seperti apa. Jadi, mereka bisa membuat motifnya dengan sesuka hati,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Membatik Shibori ini cukup diminati mahasiswa. Salama Ahmad, salah satunya. Mahasiswi semester 5 PGSD Unusa ini merasa beruntung bisa diajari membatik Shibori ini. Karena dia bisa mengembangkannya untuk dijadikan bisnis sambilan.
“Mau buat kerudung dari batik ini. Unik, lucu dan warna-warni,” tukasnya.