Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Mengenal Sosok Ki Ageng Selo, Guru Jaka Tingkir, Penyebar Agama Islam
15 Januari 2020 17:29 WIB

ADVERTISEMENT
Sosok penyebar agama Islam di Surabaya bukan hanya Sunan Ampel dan Sunan Bungkul saja. Ada nama Syekh Abdurrahman Ki Ageng Selo yang juga ikut mengenalkan agama Islam pada masyarakat di tanah Jawa.
ADVERTISEMENT
Bahkan makam Syekh Abdurrahman Ki Ageng Selo yang berlokasi di komplek makam umum Jalan Wiyung IV Surabaya ini juga masih bisa dikunjungi hingga kini.
Menurut cerita warga sekitar, makam Ki Ageng Selo punya panjang sekitar lima meter. Dulunya waktu ditemukan pertama kali, makam tersebut tidak punya identitas dan dipenuhi pohon jati. Karena itu warga sempat menyebutnya Buyut Jati.
Di tahun 2005, setelah dilakukan penelitian panjang, nama tersebut diganti dengan nama Ki Ageng Selo atau Syekh Abdurrahman.
Warga sekitar menyebut, jika Ki Ageng Selo merupakan Waliluyah (Penyebar Agama Islam) di tanah Jawa yang ajarannya dituangkan dalam Serat Pepali Ki Ageng Selo, yang merupakan pengejawantahan ajaran Al-Qur’an dan Hadis Nabi.
"Makam Ki Ageng Selo ini menjadi penanda jika pernah hidup seorang waliyullah dengan mendirikan Padepokan Tedja Kentjana untuk kemaslahatan masyarakat Wiyung dan sekitarnya. Beliau mengajarkan bagaimana menjalankan syariat Islam sesuai yang diajarkan oleh gurunya, Raden Rachmattullah atau Sunan Ampel," ucap Nursan, selaku penjaga pesarehan ketika ditemui Basra, Rabu (15/1).
ADVERTISEMENT
Nursan mengatakan, makam tersebut masih kerap didatangi warga sekitar untuk berziarah. Apalagi kalau hari-hari tertentu seperti Kamis Kliwon malam dan Jumat Legi, warga akan memadati area makam dari sore hingga dini hari untuk melakukan pengajian dan salat berjamaah.
"Kalau Suro-an warga sini kerap melakukan bancaan (hajatan) dan doa bersama," ungkapnya.
Menurut buku kumpulan naskah berbahasa Jawa 'Babad Tanah Jawi', Ki ageng Selo merupakan keturunan dari Raja Majapahit bernama Brawijaya V. Pernikahan Brawijaya V dengan Putri Wandan Kuning melahirkan Bondan Kejawen atau Lembu Peteng.
Saat dewasa Lembu Peteng pun menikah dengan putri Ki Ageng Tarub bernama Dewi Nawangsih, dan memiliki anak bernama Ki Ageng Getas Pendawa. Dari pernikahan Ki Ageng Getas Pendawa inilah lahirlah Syekh Abdurrahman alias Ki Ageng Selo.
Ki Ageng Selo juga dikenal sebagai petapa yang juga petani baik hati. Saat panen tiba, Ki Ageng Selo lebih senang membagi-bagikan hasil sawahnya pada tetangga supaya tidak ada yang kekurangan.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, Ki Ageng Selo juga mendirikan Padepokan Tedja Kentjana. Ia pun mempunyai banyak murid dari berbagai penjuru daerah.
Salah satu muridnya adalah Jaka Tingkir, raja pertama Kerajaan Pajang. Masih menurut Babad Tanah Jawi, Semasa hidupnya, Ki Ageng Selo juga dikenal mempunyai kesaktian menangkap Bledeg. Karena kala itu, ia berhasil menangkap bledeg berwujud kakek-kakek yang akan menyambarnya.