Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.0
ADVERTISEMENT
Sampah daun kering memang bisa dimanfaatkan menjadi kompos. Tapi di tangan warga RW 02 Mulyomukti, Kelurahan Babat Jerawat, Kecamatan Pakal, Surabaya, daun kering justru diolah menjadi arang briket.
ADVERTISEMENT
Khoirul Huda, pendamping Kader Lingkungan warga RW 02 Mulyomukti, mengatakan arang briket ini berfungsi sebagai energi alternatif yang ramah lingkungan dan bernilai ekonomis.
Khoirul pun mengaku, arang briket punya keistimewaan. Selain tidak menghasilkan asap yang tebal, arang briket juga memiliki nyala bara api yang lebih tahan lama dan stabil.
“Jika dibandingkan arang biasa yang dari kayu, arang briket ini lebih awet. Jadi cocok untuk pedagang yang butuh pemanasan stabil seperti pedagang bakso atau tukang sate,” ungkap Khoirul.
Untuk proses pembuatan arang briket, Khoirul menjelaskan jika sampah daun kering terlebih dulu dikumpulkan. Setelah terkumpul daun dibakar namun tidak sampai menjadi abu.
Hasil pembakaran daun tersebut, kemudian disaring untuk diambil partikel daun yang halus. Setelah itu dicampur dengan cairan berbahan tepung tapioka atau tepung kanji yang berfungsi sebagai perekat. "Setelah semua bahan dicampur, baru dicetak dan dipres menggunakan alat khusus," jelasnya.
Hasil cetakan arang briket yang masih basah tersebut, kemudian dikeringkan di bawah terik sinar matahari. Tujuannya, agar kering dan keras sebelum digunakan sebagai bahan bakar untuk memasak atau keperluan rumah tangga lainnya.
ADVERTISEMENT
"Untuk proses pengeringannya satu hari dengan panas penuh," ucap Khoirul.
Dengan adanya energi alternatif ini, Khoirul berharap masyarakat bisa mengolah sampah menjadi sesuatu yang berguna. "Terus masyarakat bisa beralih ke arang briket untuk mengurangi percepatan penghabisan energi di bumi," pungkasnya.