Konten Media Partner

Mengunjungi Taman Sejarah, Taman Tertua di Surabaya

5 November 2019 18:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sebelum berganti dengan nama Taman Sejarah, taman ini bernama 'Jayengrono', adipati pertama Surabaya. Foto-foto : Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Sebelum berganti dengan nama Taman Sejarah, taman ini bernama 'Jayengrono', adipati pertama Surabaya. Foto-foto : Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
Di Surabaya ada lebih dari 100 taman tematik yang menarik untuk dikunjungi. Salah satunya Taman Sejarah yang terletak di Jalan Rajawali. Sebelum menjadi Taman Sejarah, dulunya taman ini bernama Taman Jayengrono. Beliau adalah Adipati pertama di Surabaya.
ADVERTISEMENT
Kini nama Jayengrono yang pernah terlabel di taman itu, sudah tidak dipajang lagi. Nama taman tersebut sudah berganti menjadi Taman Sejarah.
Padahal, nama Jayengrono adalah bentuk apresiasi pada adipati pertama Surabaya
"Penamaan itu (Jayengrono) juga selaras dengan penamaan sebelumnya di era kolonial yang dinamakan Williamsplein. William adalah nama raja Belanda. Warga Belanda menghargai tokohnya yang lantas berwujud dengan penamaan Williamsplein untuk taman kecil di kota lama Surabaya," jelas Kuncarsono Prasetyo, pemerhati sejarah kota Surabaya, kepada Basra, Selasa (5/11).
Kuncar mengungkapkan, jika Williamsplein sudah ada sejak tahun 1700an. Meski demikian kondisinya sangat berbeda dengan yang sekarang. Jika sekarang taman ini banyak ditumbuhi tanaman layaknya taman kota di Surabaya modern, namun dulunya hanya berupa tanah lapang.
ADVERTISEMENT
"Dulu konsepnya tanah lapang karena menyesuaikan dengan taman kota di negeri Belanda. Taman kota di Belanda memang hanya berupa tanah lapang," imbuh pria berkacamata ini.
Salah satu sudut Taman Sejarah.
Setelah kemerdekaan Republik Indonesia, lokasi di sekitar tanah lapang tersebut berfungsi menjadi terminal. Ini berlangsung hingga tahun 1990an. Sejak kehadiran pusat perbelanjaan Jembatan Merah Plaza (JMP) di kawasan tersebut, tanah lapang yang ada dikelola jadi taman dengan tanaman hias dan bernama Taman Jayengrono.
"Berubah menjadi Taman Sejarah kan baru-baru ini. Dan konsepnya sekarang lebih ke hutan kota dengan rimbunnya tanaman," pungkas Kuncar.