Menikmati Segarnya Es Krim Sawi Rendah Kalori

Konten Media Partner
25 Maret 2022 10:24 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Es krim dari sayur sawi.
zoom-in-whitePerbesar
Es krim dari sayur sawi.
ADVERTISEMENT
Sayuran sawi biasanya hanya diolah menjadi sayur sop atau tumis saja. Namun, di tangan Mayang Viodita, sayuran yang memiliki nama latin Brassica rapa ini diolah menjadi es krim manis rendah kalori.
ADVERTISEMENT
Mayang begitu akrab disapa mengatakan, ide awal pembuatan produk ini berawal dari mata kuliah Kewirausahaan. Dimana sang dosen meminta mahasiswa untuk membuat sebuah produk.
Selain itu, karena keinginan Mayang untuk menciptakan sebuah kreasi es krim yang tetap manis namun dengan bahan-bahan premium, rendah kalori dan tanpa bahan pengawet.
“Karena aku sendiri kalau makan es krim takut sama kandungan yang ada di dalamnya, takut kalau kebanyakan gula bisa bikin gendut dan jadi timbul jerawat di wajah," kata Mayang, Jumat (25/3).
Setelah mendapat respon positif dari dosen dan teman-temannya, Mayang mencoba memasarkan produk local es krim ini dengan mengikuti beberapa lomba, salah satunya adalah Lomba Koperasi Dana Hibah Jawa Timur pada tahun 2018.
ADVERTISEMENT
“Alhamdulilah menang dan dananya langsung saya belikan alat-alat penunjang produksi seperti blender, freezer, kemasan packaging dan masih banyak lagi,” ungkap mahasiswa S1 Program Studi Manajemen Universitas Dinamika (Undika) ini.
Terkait proses pembuatannya, Mayang menjelaskan pertama sayur sawi yang suda di cuci bersih diblender dengan air dan diambil sarinya.
Setelah itu, sari sawi dimixer dengan bahan tambahan lain seperti susu bubuk, vanili esens, TBM (emulsifier), hingga susu kental manis.
Setelah semua bahan dicampur, tuangkan adonan ke wadah dan masukkan ke dalam freezer. Biarkan adonan selama 6-8 jam, dan es krim siap untuk dinikmati.
Mayang Viodita pembuat es krim sawi.
Dalam proses pengembangannya, Mayang mulai menambah jenis rasa es krim buatannya seperi rasa ubi ungu, cokelat, vanilla creamcheese, pisang, strawberry, blueberry, mangga, dan yang terbaru adalah capucino.
ADVERTISEMENT
“Kalau es krim yang bahan dasar buah, saya pilih buah premium lalu saya frozen di freezer dan kalau ubi ungu dalam pembuatannya tidak pakai gula karena sudah manis,” jelas Mayang.
Mayang mengungkapkan, bahwa ia rutin memproduksi local ice cream setiap satu minggu sekali dan dalam sekali pembuatan bisa mencapai 400 cup.
Banyaknya produksi ini karena Mayang memasarkan produk ini melalui online dan juga offline. “Secara offline saya jual di café, koperasi pondok pesantren, toko retail dan saya juga ada stock di rumah,” ungkapnya.
Untuk harganya pun cukup murah mulai dari harga Rp 3.000 sampai Rp 20.000, ada ukuran 60ml, 120ml, 150ml dan 300ml. Selain itu ada pula yang kemasan 1 liter sampai 8 liter yang dibanderol dari harga Rp 50.000 hingga Rp 300.000.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, Mayang juga aktif mengikuti kegiatan Ibu-ibu PKK di lingkungannya dan juga wilayah Bangkalan untuk mempromosikan produknya agar lebih dikenal masyarakat. Sedangkan untuk pemasaran online Mayang memanfaatkan sosial media Instagram yang bisa dikunjungi di @localicreamku dan juga pemesanan melalui WhatsApp Business.
"Sekarang saya juga lagi ikut kelas untuk membuat ice cream gelato dan mulai merambah kerjasama dengan vendor catering pernikahan. Semoga ke depan bisa mempunyai kedai es krim sendiri," harapnya.