Konten Media Partner

Meninggal 2 Minggu Jelang Wisuda, Sang Bibi Gantikan Erma saat Wisuda

3 Maret 2024 9:11 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mardiah saat menggantikan keponakannya mendiang Erma di prosesi wisuda Unair, Sabtu (2/3). Foto: Humas Unair
zoom-in-whitePerbesar
Mardiah saat menggantikan keponakannya mendiang Erma di prosesi wisuda Unair, Sabtu (2/3). Foto: Humas Unair
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wisuda Universitas Airlangga (Unair) Periode 241 seharusnya menjadi momen paling membahagiakan bagi Erma Astuti Lay, wisudawan asal Fakultas Keperawatan (FKp) Unair. Namun takdir berkata lain, Jumat (16/2) menjadi hari di mana Erma berpulang ke Rahmatullah akibat sakit yang diderita.
ADVERTISEMENT
Cuaca cerah Surabaya mewarnai wisuda yang berlangsung pada Sabtu (2/3) di Airlangga Convention Center Kampus MERR-C Unair. Namun cuaca cerah tersebut berselimut suasana haru saat nama Erma menggema di seluruh penjuru ruangan wisuda untuk menerima ijazah. Sang bibi yang bernama Mardiah Sya’ban menjadi sosok keluarga yang mewakili. Ijazah diserahkan langsung oleh Rektor Unair Prof Dr Mohammad Nasih SE MT Ak.
Mardiah mengatakan bahwa semasa hidup Erma merupakan keponakan yang baik. Bahkan ia dikenal memiliki semangat belajar yang tinggi.
“Semangat yang Erma miliki sangat tinggi, dia jauh-jauh datang dari Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) ke Surabaya hanya untuk belajar,” katanya, (2/3).
Tercatat, Erma merupakan mahasiswa jalur alih FKp Unair. Ia juga merupakan peraih beasiswa dari Kementerian Kesehatan.
ADVERTISEMENT
Mardiah berharap bahwa meski raga Erma telah tiada, tapi semangatnya dalam belajar bisa menjadi teladan bagi orang lain.
“Kami sekeluarga mengucapkan terima kasih karena telah menerima Erma dan memberikan kesempatan untuk belajar,” tuturnya.
Sahabat mendiang Erma, Maria Yanuaria Thein turut menceritakan bahwa sahabatnya merupakan sosok yang baik dan mandiri. Maya, panggilan akrabnya, mengungkapkan bahwa ia mengenal Erma sejak kuliah bersama di Poltekkes Kemenkes Kupang, mereka lulus bersama pada 2016.
“Erma itu orangnya mandiri dan tidak mau merepotkan orang lain. Sebisa mungkin dia kerjakan sendiri tanpa meminta bantuan orang lain,” ungkapnya.
Maya yang juga merupakan wisudawan FKp Unair Periode 241 menambahkan, bahwa Erma merupakan sosok yang sangat tekun dalam belajar. Hal ini terbukti saat Erma tengah mengandung anak keduanya, meski berbarengan dengan pengerjaan skripsi ia tetap bisa menyelesaikannya dengan baik.
ADVERTISEMENT
“Erma itu orang yang disiplin saat mengerjakan skripsi, dia merupakan orang pertama yang berhasil menyelesaikan skripsi di antara teman seangkatan,” paparnya.
Kini momen-momen menghabiskan waktu bersama hanya menjadi kenangan yang akan abadi dalam benak Maya. Salah satu momen yang tak akan Maya lupakan saat Erma mengajaknya untuk melanjutkan pendidikan dan hijrah ke Surabaya.
“Saya kuliah di Unair diajak oleh Erma, lalu kami pergi ke Surabaya dan tinggal satu rumah. Ketika ada yang ulang tahun akan selalu kami rayakan bersama dengan berkumpul dan makan-makan. Momen ini yang akan selalu dirindukan,” kenang Maya.