Konten Media Partner

Menyambangi Museum Dr. Soetomo Surabaya: Kaya Sejarah, Sepi Pengunjung

26 Agustus 2019 13:10 WIB
clock
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto-foto : Masruroh/Basra.
zoom-in-whitePerbesar
Foto-foto : Masruroh/Basra.
ADVERTISEMENT
Nama Dr. Soetomo dikenal luas sebagai pendiri organisasi Boedi Oetomo, yang akhirnya jadi pelopor Hari Kebangkitan Nasional pada 20 Mei. Sebagai seorang tenaga medis, Dr. Soetomo juga dikenal rame ing gawe sepi ing pamrih (banyak bekerja minim apresiasi) karena tak pernah menarik tarif periksa pada pasiennya kala itu.
ADVERTISEMENT
Jejak perjuangan Dr. Soetomo dapat kita jumpai di Gedung Nasional Indonesia (GNI) yang terdapat di kawasan Bubutan, Surabaya. Di kompleks GNI, tepatnya di belakang gedung, akan dijumpai Museum Dr. Soetomo. Museum ini diresmikan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, pada 29 November 2017.
Gedung dua lantai ini menyimpan barang-barang pribadi peninggalan Dr. Soetomo. Dari koleksi semasa menjadi dokter di Rumah Sakit CBZ (Central Burgelijke Ziekeninrichting) yang lalu berubah nama menjadi Rumah Sakit Simpang (saat ini sudah menjadi gedung Plaza Surabaya), cerita mengenai perjuangan Dr. Soetomo semasa hidup, hingga pernikahannya dengan perempuan Belanda, Everdina J. Broering.
Lokasi Museum Dr. Soetomo Surabaya.
"Di lantai satu dapat dijumpai tulisan-tulisan yang mengisahkan tentang perjuangan Dr. Soetomo bersama organisasinya, serta perjalanan pendidikan beliau. Sedangkan di lantai dua berisi tentang koleksi barang-barang pribadi beliau, seperti tempat praktiknya di Rumah Sakit Simpang, kisah tentang keluarga beliau, termasuk pernikahannya dengan perempuan berkebangsaan Belanda," jelas Arizky Amelia, pemandu museum, kepada Basra, Senin (26/8).
ADVERTISEMENT
Museum itu menempati eks gedung Bank Nasional Indonesia, yang dibangun di tahun 1930. Letaknya yang berada di belakang bangunan utama (pendopo--red) GNI menjadikan museum ini sepi pengunjung.
"Agak sepi memang pengunjungnya, mungkin karena tidak banyak yang tahu soal museum ini. Orang 'kan tahunya di sini cuma ada gedung GNI, padahal di belakang pendopo ada museum Dr. Soetomo," ujar Rizky.
Dr. Soetomo adalah tokoh pendiri Boedi Utomo, organisasi pergerakan kemerdekaan pertama di Indonesia. Pada tahun 1903, ia menempuh pendidikan kedokteran di School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA). Bersama teman-teman dari STOVIA inilah, pria yang terlahir dengan nama Soebroto ini mendirikan organisasi Boedi Oetomo pada tahun 1908.
Dr. Soetomo lahir di Ngepeh, Loceret, Nganjuk, Jawa Timur, 30 Juli 1888. Kemudian pada tahun 1924, Soetomo mendirikan Indonesian Studyclub. Lalu, pada 1930, dia dan teman-temannya mendirikan Partai Bangsa Indonesia dan pada tahun 1935 mendirikan Partai Indonesia Raya (Parindra).
ADVERTISEMENT
Tak jauh dari museum, terdapat makam Dr. Soetomo. Rizky mengatakan, Dr. Soetomo dimakamkan terpisah dengan sang istri. Selama 15 tahun menikah, Dr. Soetomo dan sang istri tak dikaruniai keturunan.
"Dr. Soetomo dimakamkan di kompleks GNI atas permintaan beliau, sedangkan sang istri yang meninggal terlebih dulu dimakamkan di komplek makam Belanda Kembang Kuning," imbuhnya.
Bangunan utama di kompleks GNI ini merupakan sebuah pendopo, yang sebelumnya menjadi tempat pertemuan organisasi pergerakan sebelum masa kemerdekaan. Di sini juga lebih banyak berisi tentang sejarah perjuangan pergerakan Dr. Soetomo, dari mulai mendirikan Boedi Oetomo, Perhimpunan Indonesia, hingga pembentukan organisasi Indonesische Studie (IS) club.
GNI juga menjadi tempat pembentukan Komisi Nasional Indonesia (KNI) serta pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR) Jatim pada Agustus 1945. Selain itu, GNI waktu itu juga menjadi Karesidenan Kota Surabaya, serta salah satu lokasi terjadinya pertempuran 10 November antara Arek-arek Suroboyo dan Tentara Sekutu.
ADVERTISEMENT
Pada podium depan di dalam pendopo akan dijumpai meja yang terbuat dari kayu jati dan dikelilingi 10 kursi, dengan ornamen Jawa yang unik. Meja tersebut sering dipakai Dr. Soetomo rapat pergerakan. Di atasnya, terpasang lambang burung garuda, diapit foto Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Kompleks Museum Dr. Soetomo ini buka setiap hari mulai pukul 08.00-16.00 WIB dan pukul 07.00-15.00 WIB pada Hari Sabtu dan Minggu. Pengunjung tidak dikenakan biaya ketika mengunjungi museum ini, meski begitu tetap saja tak banyak pengunjung yang datang.
Reporter: Masruroh
Editor: Windy Goestiana