Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
![Foto : Masruroh/Basra](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1557618333/y50tm1qxikc5obrcxcep.jpg)
ADVERTISEMENT
Rangkaian cerita para hafiz cilik yang ditampilkan Basra selama seminggu terakhir membuktikan, kalau di usia sangat dini anak-anak bisa menjadi penghafal Alquran.
ADVERTISEMENT
Di Surabaya sendiri terdapat 5 hingga 10 rumah Tahfiz, salah satunya Rumah Alquran Mahmudah. Rumah Tahfiz ini memiliki santri usia 2,5 tahun hingga 12 tahun.
Menurut Kartikasari Fadil Mukhayyin, Pengasuh Rumah Alquran Mahmudah, balita menghafal Alquran bukanlah hal yang sulit diwujudkan meski mereka belum bisa membaca dan menulis. Ada satu metode khusus yang digunakan rumah Tahfiz untuk mengajari balita bisa menghafal Alquran yakni metode Tabarok.
"Tabarok sendiri diambil dari nama salah seorang anak yang pernah dinobatkan sebagai Hafiz termuda sedunia ketika berusia 5 tahun. Tabarok ini sudah hafal Alquran 30 juz mutqin ketika usianya 4,5 tahun. Dan luarbiasanya, pada tahun berikutnya, adiknya yang bernama Yazid yang dinobatkan sebagai Hafidz termuda sedunia. Saat itu Yazid berusia 4,5 tahun," jelas Kartika kepada Basra, Sabtu (11/5).
ADVERTISEMENT
Metode Tabarok ini, lanjut Kartika, dirumuskan dari cara/metode yang diterapkan Dr. Kameel Al Laboody dari Mesir, yang tak lain adalah ayah dari Tabarok dan Yazid, dalam mengajarkan buah hatinya menghafal Quran. Dr. Kameel dan istrinya, Dr. Tasha, bahu membahu untuk mewujudkan impian memiliki anak-anak penghafal Alquran.
Dr. Kameel mencatat setiap perkembangan Tabarok, agar kelak bisa dijadikan bahan evaluasi untuk mengajarkan adik-adiknya. Dan hasilnya, Tabarak dan Yazid mampu hafal Alquran dengan mutqin dalam waktu 1,5 tahun saja.
"Catatan-catatan Dr. Kameel itu kemudian diperbanyak dan menjadi panduan kami dalam mengajari balita hafalan Alquran," imbuh Kartika.
Menurut Kartika, setelah anak berusia 3 tahun, ia sudah bisa mulai diajarkan menghafal. Metode Tabarok sendiri membagi pembelajaran menghafal anak dalam 7 bagian. Masing-masing dalam periode 4 bulan:
ADVERTISEMENT
Level 1 : menghafal Juz 30 dan pengenalan huruf-huruf Hijaiyah dengan harakat.
Level 2 : menghafal Juz 29 dan pengenalan huruf Hijaiyah yang sudah dirangkai.
Level 3 : Menghafal Al-Baqarah dan Ali Imran. Di level ini anak-anak sudah menghafal sambil menunjuk bacaan di mushaf.
Level 4 : menghafal An Nisa sampai Al Anfal.
Level 5 : menghafal At Taubah sampai Thoha.
Level 6 : menghafal Al Anbiya sampai Faathir.
Level 7 : menghafal Yasin sampai At Tahrim.
"Pada level-level awal, anak-anak lebih banyak mendengar baik itu dari guru atau orangtuanya ataupun dari murattal. Satu ayat bisa diulang sampai 5 kali dan anak-anak diminta untuk mendengarkan dengan seksama dan melihat bagaimana guru atau orangtua mengucapkan tiap kata. Baru setelah itu anak-anak diminta melafalkan," paparnya.
ADVERTISEMENT
Ketika murajaah, anak-anak dibantu dengan mendengarkan murattal tempo cepat. Dan ketika sarapan pun tetap sambil diperdengarkan bacaan Alquran.
"Tabarok belum menghafal alquran dengan cara membaca. Bacaan alquran hanya diperdengarkan sembari mulai diperkenalkan pula pada huruf dan harakat Alquran. Hafalannya dimulai dari juz 30 karena surat-suratnya pendek,” ujarnya.
Di setiap kelas di Rumah Alquran Mahmudah terdapat sebuah televisi layar datar. Media inilah yang digunakan untuk mengajari santri balita menghafal Alquran. (Reporter : Masruroh / Editor : Windy Goestiana)