Konten Media Partner

Miris, Minat Baca Masyarakat Surabaya Kalah Dibanding Warga Gunung Kidul

27 April 2024 15:11 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Advisor Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi Jawa Timur Muslimin Anwar, saat membuka acara 'World Book Day' yang digelar Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi Jawa Timur, Sabtu (27/4). Foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Advisor Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi Jawa Timur Muslimin Anwar, saat membuka acara 'World Book Day' yang digelar Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi Jawa Timur, Sabtu (27/4). Foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
Minat baca masyarakat Surabaya masih tergolong rendah, bahkan tidak masuk tiga besar Kota atau Kabupaten dengan minat baca terbanyak di Indonesia. Hal ini seperti diungkapkan Advisor Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi Jawa Timur Muslimin Anwar, seperti mengutip hasil survei Tingkat Kegemaran Membaca (TGM) 2022 di seluruh Indonesia yang dilakukan Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI.
ADVERTISEMENT
"Surabaya tidak masuk The Big Three. Untuk tingkat kegemaran membaca, Surabaya berada di posisi keenam, di bawah Yogyakarta yang berada di posisi pertama dan Kabupaten Gunung Kidul di posisi kedua," ujar Muslimin saat membuka gelaran acara 'World Book Day' yang digelar Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi Jawa Timur, Sabtu (27/4).
Sedangkan untuk tingkat provinsi, Jawa Timur juga harus rela berada di bawah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang berada di posisi puncak. Berdasarkan survei tersebut, provinsi Jatim harus puas berada di posisi kelima.
Muslimin melanjutkan, masih rendahnya minat baca warga Surabaya selaras dengan tingkat kunjungan mereka ke perpustakaan. Ini tercermin dari rendahnya kunjungan warga Surabaya ke perpustakaan Bank Indonesia. Tercatat hanya sekitar 75 orang yang berkunjung ke perpustakaan BI setiap harinya.
"Padahal perpustakaan BI ini letaknya sudah di tengah kota, koleksi bukunya juga banyak, tempatnya juga nyaman. Tapi yang datang hanya sekitar 75 orang setiap harinya. Itu yang perlu kita tingkatkan," tutur Muslimin.
ADVERTISEMENT
Muslimin menuturkan gelaran 'World Book Day' sebagai bagian dari peringatan Hari Buku Sedunia diharapkan dapat menjadi momentum meningkatkan minat baca warga Surabaya pada khususnya, Jatim pada umumnya.
"World Book Day ini menjadi momentum untuk kita meningkatkan literasi masyarakat, kecintaan masyarakat untuk membaca," tukasnya.
"Kita melihat berdasarkan data UNESCO, literasi masyarakat Indonesia masih rendah. Untuk Jatim dan Surabaya juga belum menjadi top three," sambungnya.
Muslimin mengatakan World Book Day digelar di perpustakaan BI diharapkan dapat pula menjadi momentum untuk meningkatkan kunjungan masyarakat ke perpustakaan.
"Agar perpustakaan ini ramai lagi, kita juga terbuka dengan semua masyarakat dari berbagai kalangan," imbuhnya.
Digelar selama 3 hari di perpustakaan BI di Jalan Taman Mayangkara, World Book Day diisi dengan berbagai kegiatan menarik. Di antaranya bedah buku, bazar buku, hingga peluncuran 'Pojok Dongeng'.
ADVERTISEMENT