Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
Mitos Fakta Kemoterapi dalam Pengobatan Kanker
29 Februari 2024 10:23 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Pertanyaan :
Halo dok, saya Fia 35 tahun dari Gresik. Saya baru dinyatakan kanker payudara dan disarankan kemoterapi. Banyak mitos kemoterapi berkembang di masyarakat yang membuat saya takut kemoterapi dan ingin beralih ke pengobatan alternatif. Apakah kemoterapi menyakitkan? Benarkah kemoterapi membuat gundul, mual, muntah dan kulit menghitam? Apakah jika kemoterapi membuat kita tidak bisa bekerja dan aktifitas apapun? Terima kasih
ADVERTISEMENT
Jawaban :
Halo Fia. Terima kasih atas pertanyaannya. Kemoterapi berasal dari kata kemo dan terapi. Kemo artinya bahan kimia dan terapi artinya pengobatan. Jadi kemoterapi adalah pengobatan menggunakan bahan kimia (sitostatika) yang dimasukkan dalam tubuh.
Kemoterapi merupakan salah satu terapi pengobatan kanker yang bekerja dengan cara menghambat pertumbuhan dan menghancurkan sel-sel kanker yang membelah diri dengan sangat cepat.
Banyak mitos yang keliru tentang kemoterapi yang berkembang di masyarakat. Kemoterapi dipandang sebagai pengobatan yang menyeramkan dan lebih berdampak buruk bagi pasien kanker daripada manfaat kesembuhan yang diperoleh, seperti kerontokan rambut, mual, muntah, dan lain-lain. Dengan demikian, tidak sedikit pasien kanker yang menghindari kemoterapi dan lebih memilih pengobatan alternatif sehingga kankernya bertambah parah.
ADVERTISEMENT
Informasi yang kurang tepat memunculkan sejumlah mitos kemoterapi di masyarakat. Salah satunya mitos kemoterapi menyebabkan gundul permanen. Banyak orang membayangkan bahwa penderita kanker yang menjalani kemoterapi pasti tampak tidak sehat dan botak. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, efek samping kemoterapi makin minimal.
Saat ini, ada berbagai obat kemoterapi yang tidak menyebabkan kerontokan rambut. Kalaupun ada kerontokan rambut, juga tidak sampai gundul. Dan rambut yang rontok nantinya bisa tumbuh lagi apabila pengobatan kemoterapi sudah selesai.
Ada pula yang berasumsi kemoterapi bisa menyebabkan kulit menghitam. Nah asumsi ini harus diluruskan. Kalau pun ada perubahan warna kulit menjadi lebih gelap setelah kemoterapi, bisa jadi karena memang pasien tersebut memiliki sensitivitas kulit. Jadi tidak semua pasien akan bertambah gelap kulitnya.
ADVERTISEMENT
Ada juga yang bilang kemoterapi menyebabkan penurunan berat badan. Mayoritas pasien saya yang kemo malah mengalami peningkatan berat badan dikarenakan perbaikan keluhan dan kondisi umum sehingga nafsu makan meningkat. Asumsi ini timbul karena orang beranggapan bahwa kemoterapi menyebabkan mual muntah sehingga nafsu makan menurun dan berat badan turun.
Nah efek samping mual muntah dalam kemoterapi saat ini sudah minimal karena bekembangnya teknologi obat kemoterapi terbaru. Selain itu sebelum kemoterapi pasien juga diberikan obat anti mual dan muntah untuk meminimalkan efek samping mual muntah setelah kemoterapi.
Kondisi psikologis juga berperan terhadap munculnya keluhan mual muntah saat dan setelah kemoterapi. Seperti perasaan galau, cemas, takut, dan lainnya. Di sinilah peran penting keluarga untuk terus mendukung pasien kanker dalam menjalani pengobatan.
Banyak orang beranggapan, kemoterapi menyebabkan pasien tidak bisa bekerja dan beraktivitas lama hanya akan berbaring di tempat tidur RS. Faktanya tidak demikian. Pasien tetap dapat bekerja dan beraktivitas normal. Hanya 1-2 hari pasca kemoterapi, pasien disarankan istirahat dan tidak beraktivitas berat.
ADVERTISEMENT
Selain itu kemoterapi tidak selalu dilakukan di RS dan harus rawat inap. Kemoterapi juga bisa dilakukan di klinik tanpa rawat inap dan di klinik. Fasilitas ini dinamakan One Day Care Kemoterapi dan tersedia di MedicElle Clinic Surabaya.
Obat kemoterapi akan dimasukkan ke dalam tubuh melalui injeksi maupun infus, selanjutnya dokter akan mengobservasi hasilnya, dan pasien diizinkan pulang. Sedangkan untuk kemoterapi oral, obat bisa diminum di rumah dan kontrol sesuai jadwal.
Ruang kemoterapi sekarang sangat nyaman, di desain seperti suasana rumah. Saat kemoterapi, pasien dapat melakukan kegiatan lain seperti makan, membaca buku, telepon, menonton TV bahkan membuka laptop untuk bekerja.
Masyarakat sering mendapat informasi salah mengenai pengobatan kanker. Hingga membuat pasien mengurungkan niat untuk berobat, tahu-tahu kanker yang diderita sudah stadium lanjut dan bertambah parah. Padahal jika melakukan pengobatan pada saat awal penyakit terdeteksi, tentu presentase kesembuhan bisa lebih besar.
ADVERTISEMENT
Sebaiknya konsultasi dulu dengan ahlinya, jangan menelan mentah-mentah informasi yang beredar di masyarakat karena bisa jadi itu tidak benar.
Narasumber :
dr. Een Hendarsih, Sp.PD-KHOM
Spesialis Penyakit Dalam
Konsultan Hematologi Onkologi
MedicElle Clinic Surabaya