Konten Media Partner

Nabung Rp 10 Ribu Sehari, Suhriyeh Kuli Panggul Asal Surabaya Naik Haji

16 Mei 2024 8:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suhriyeh, kuli panggul di Pasar Pabean Surabaya.
zoom-in-whitePerbesar
Suhriyeh, kuli panggul di Pasar Pabean Surabaya.
ADVERTISEMENT
Suhriyeh (60), seorang nenek yang sehari-hari bekerja sebagai kuli panggul di Pasar Pabean Surabaya, masih tidak menyangka tahun ini ia berkesempatan menunaikan rukun Islam ke-5, berhaji ke Baitullah.
ADVERTISEMENT
“Pendapatan saya per hari sekitar Rp 30 sampai Rp 40 ribu. Itupun kalau ramai,” tuturnya, saat ditemui di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, belum lama ini.
Dari pendapatannya itu tiap hari ia menyisihkan sekitar Rp 10 ribu sebagai tabungan haji.
“Kalau sepi ya paling saya hanya bisa menyisihkan dua ribu rupiah,” imbuhnya.
Sedikit demi sedikit dia berusaha rutin menyisihkan uang dari penghasilan sebagai buruh panggul.
“Kalau dari nominal uangnya, sedikit pendapatan saya, tetapi Alhamdulillah barokah. Saya bisa naik haji,” terang nenek asli Sampang, Madura, ini.
Setelah menabung sekian lama, pada 2011 Suhriyeh bisa mendaftar haji.
“Saya sendiri yang mendaftar haji karena saya belum berkeluarga,” jelasnya.
Dari keluarga besarnya pun, Suhriyeh adalah satu-satunya yang mendapat kesempatan berhaji.
ADVERTISEMENT
“Kedua orang tua maupun kakak adik saya belum berhaji," tukasnya.
Suhriyeh menuturkan kuli panggul adalah satu-satunya pekerjaan yang ia lakoni. Dia tidak mempunyai pekerjaan lain.
“Pernah mencoba nyambi jualan, tapi saya tidak bakat eh malah merugi,” terangnya.
Profesi kuli panggul telah dia tekuni selama sekitar 40 tahun. Dan pekerjaannya tidaklah ringan, memanggul barang dengan berat kisaran 50 kilogram dengan jam kerja sekitar pukul 20.00 hingga pukul 04.00 subuh
“Dulu waktu masih muda malah kuat bisa 60 kilo,” kenangnya.
Barang-barang yang ia panggul antara lain bawang, empon-empon (rempah-rempah), cabai, dan sejenisnya.
“Gimana lagi bisanya cuma (kuli panggul) ini,” ujarnya.
Di tanah suci nanti, Suhriyeh ingin memanjatkan doa supaya selamat di dunia maupun akhirat.
ADVERTISEMENT
“Semoga semua kesalahan saya baik dosa kecil maupun dosa besar, diampuni Allah SWT,” harapnya.
Dia juga akan mendoakan keluarganya semoga diberi kesempatan untuk berhaji ke Baitullah.
Suhriyeh mengaku untuk persiapan keberangkatan ke tanah suci, ia mengikuti manasik hingga datang kepada para ustaz untuk menimba ilmu secara langsung.
Pada musim haji ini, anak ketiga dari 5 bersaudara ini tergabung dengan kloter 15 dari Kota Surabaya. Dia telah terbang menuju tanah suci pada hari Rabu (15/5) kemarin.