Nikmatnya Shawarma, Burger Khas Timur Tengah

Chef Helmi, Executive Chef Hotel Platinum Tunjungan Surabaya, saat menyajikan shawarma di acara High Tea. Foto-foto: Masruroh/Basra

Kebab dan shawarma merupakan hidangan khas dari daerah Timur Tengah. Namun warga Indonesia lebih akrab dengan kuliner kebab sebagai irisan daging serta sayuran yang dibungkus oleh roti pipih.

Menurut Chef Helmi, Executive Chef Hotel Platinum Tunjungan Surabaya, kebab dan shawarma hampir sama hanya saja shawarma lebih kuat rempahnya.

"Shawarma lebih kuat ke rempahnya, ada coriander. Kemudian ada paprika, tomat, dan selada," kata Helmi saat ditemui Basra disela acara High Tea Hotel Platinum Tunjungan Surabaya, Rabu (8/2) malam.

Nama shawarma berasal dari bahasa Arab dan juga merujuk bahasa Turki yang artinya memutar atau melipat. Menurut Helmi, penyajian shawarma berbeda dengan kebab.

"Untuk isian shawarma seringkali dipanggang menggunakan alat panggang vertikal yang bisa berputar. Isiannya biasanya berupa daging ayam, kalau kebab kan lebih bervariasi isiannya bisa daging sapi atau daging domba," jelas Helmi.

"Kalau kebab kan biasanya dimasak lagi di teflon. Nah kalau shawarma ini enggak ya. Daging isian shawarma ini dimasak pakai alat panggang vertikal itu tadi," sambungnya.

Helmi melanjutkan, untuk kulit pembungkus shawarma dan kebab juga berbeda. Jika isian kebab dibungkus dengan roti pipih, namun isian shawarma dibungkus dengan pita bread.

"(Shawarma) dibungkus dengan pita bread, roti bundar seperti burger tapi ukurannya lebih kecil dan lebih tipis. Isian dimasukkan dalam pita bread yang sudah dibelah tengahnya. Bisa langsung dimakan tanpa perlu dimasak lagi ke teflon seperti halnya kebab," tukasnya.

Shawarma ini merupakan salah satu sajian yang disuguhkan Hotel Platinum Tunjungan Surabaya dalam event High Tea yang digelar setiap hari Senin sampai Kamis di sore hari hingga menjelang malam.